Monday 9 July 2012

Hidup Kita di Dalam Kuasa-Nya

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28:18).

Terpujilah Tuhan. Kalimat tersebut memberitahukan kepada kita, bahwa apapun yang terjadi di dalam hidup ini, semuanya ada di dalam kuasa Tuhan. Amin?

Demikian juga dengan perkara yang baik ataupun perkara yang tidak baik. Perkara yang menyenangkan ataupun perkara yang tidak menyenangkan. Semuanya ada di dalam kuasa-Nya.

Kalau begitu, apalagi yang perlu ditakutkan? Karena seluruh hidup kita ada di dalam kuasa-Nya? Biarkanlah yang jadi hanya kehendak Tuhan. Karena saya percaya, apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita, itulah yang terbaik. Amin?

Dan di dalam kehendak-Nya, segala perkara yang tidak baik dan tidak menyenangkan bagi kita, pasti dapat diubah-Nya menjadi perkara yang penting dan berharga bagi hidup kita.

Terpujilah Engkau Tuhan. Amin!

Saturday 10 March 2012

Hari gini, jadi orang Bijaksana? Hm… Mungkin gak ya?


Pernahkah pertanyaan tersebut ada di dalam pikiranmu? Atau pernahkah pertanyaan itu diajukan orang lain kepadamu? Hm… jika pertanyaan tersebut diajukan kepadamu saat ini, kira-kira apakah yang akan menjadi jawabanmu? Dan mungkin gak sih bagi kamu, pada situasi yang sekarang ini bisa jadi orang bijaksana?

Coba kita tenangkan pikiran kita dari pertanyaan di atas. Coba kita mengingat tentang perbendaharaan kita akan nama-nama orang yang dikenal karena pikiran-pikiran yang bijaksana, yang pernah mereka lontarkan kepada masyarakat dunia. Dapatkan kamu sebutkan nama-nama mereka? Margaret Deland, Eleanor Roosevelt, Anatole France, John F. Kennedy, Man Ray. Mungkin masih ada banyak nama-nama lain yang kamu ingat bukan? Nah sekarang, coba kamu sebutkan nama orang-orang di sekitarmu yang dikenal bijaksana. Adakah?

Bagaimana dengan dirimu sendiri? Apakah kamu dikenal sebagai seorang bijaksana oleh teman-temanmu? Bagaimana dengan beberapa teman yang seusia denganmu-terutama yang kristen, apakah mereka juga dikenal sebagai orang yang bijaksana? Pernahkan terpikirkan olehmu, kalau satu saat nanti kamu akan dikenal sebagai orang yang bijaksana?

Bagaimana dengan buku-buku di sekolah atau di kampus yang menjadi buku pegangan dalam pelaksanaan belajar? Apakah sudah menolongmu menjadi bijaksana? Bagaimana dengan buku-buku lain yang pernah kamu baca, apakah sudah memberi sumbangsih untukmu menjadi bijaksana? Bagaimana dengan semua situasi yang telah dan yang sedang kamu alami? Apakah juga memberi sumbangsih untuk menjadikanmu bijaksana? Adakah pengajaran yang bisa menolong kita untuk menjadi bijaksana?

Bagaimana dengan Alkitab, firman Tuhan, apakah dapat menolong kita untuk menjadi orang yang bijaksana pada masa kini? Pertanyaan ini perlu dipertanyakan.

Pasa masa sekarang ini, banyak orang sudah tidak tertarik lagi dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab tentang kehidupan. Singkat kata, Alkitab itu bukanlah buku yang tepat untuk dijadikan fondasi, sumber kekuatan serta sumber kebenaran. Apalagi jika dibandingkan dengan banyaknya buku-buku yang beredar di gramedia, gunung agung ataupun di berbagai toko buku. Semuanya selalu memberikan informasi terkini dan solusi terkini. Bagaimana dengan Alkitab? Tiap tahun dicetak, kita tidak akan menemukan hal-hal baru di dalamnya. Semua ceritanya tetap sama. Mengapa demikian? Dan bagaimana dengan kamu sendiri, apakah pendapatmu tentang Alkitab? Apakah Alkitab (firman Tuhan) masih berguna untuk menghadapi situasi pada masa kini?

Pada saat khotbah di bukit, Tuhan Yesus berkata; “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh, sebab didirikan di atas batu.” Apakah maksud dari perkataan Tuhan Yesus tersebut?

Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada kita, bahwa dalam hidup ini kita perlu arahan, kita perlu tuntunan yang bukan hanya dapat menolong kita untuk lepas dari masalah, tetapi lebih daripada itu, dapat membawa kita kepada kebenaran Tuhan. Dan Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada kita bahwa perkataannya dapat dijadikan tuntunan atau pegangan dalam menjalani hidup ini. Mengapa demikian? Karena firman-Nya adalah kebenaran. Supaya kita dapat memahami pengajaran-Nya, Tuhan Yesus mengibaratkan firman-Nya seperti batu yang kokoh, yang dapat dijadikan sebagai fondasi dalam membangun rumah. Dan setiap orang yang melakukan firman-Nya diibaratkan seperti orang-orang yang membangun rumah di atas batu tersebut. Dan orang-orang yang demikian disebut oleh Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang bijaksana. Kita telah mendengar firman Tuhan Yesus tersebut, berarti sudah seharusnyalah setiap orang kristen, termasuk kita menjadi orang yang bijaksana.

Mari kita perhatikan lebih dalam lagi setiap pengajaran Tuhan Yesus. Mengapa Dia mengatakan; “Berbahagialah setiap orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka yang empunya kerajaan sorga.” Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada setiap pendengar, bahwa dirinya dicipta bukan untuk hidup selamanya di dunia, tetapi di sorga. Dan untuk bisa masuk ke dalam sorga, orang itu harus punya kerinduan untuk terus mencari dan merasakan indahnya tinggal di dalam hadirat Tuhan.

Terkadang kesibukan kita acapkali membuat kita menjadikan kebaktian, ibadah menjadi salah satu kegiatan pilihan. Dan jika tidak ada waktu untuk itu, kita merasa itu hal yang biasa. Dan seandainya pun kita datang ke gereja, kita mengikuti kebaktian, tetapi tanpa adanya kerinduan. Tanpa adanya rasa haus mencari Tuhan lewat nyanyian dan firman-Nya. Bagaimana dengan kamu? Pernahkan kamu mengalami hal tersebut?

Kalau pernah, berarti Iblis telah berhasil menipumu. Iblis telah berhasil mencuri perhatianmu melalui banyaknya kesibukan yang menjeratmu. Bertobatlah.

Teman-teman, ingatlah selalu perkataan Tuhan Yesus; “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh, sebab didirikan di atas batu” Kita sangat memerlukan firman-Nya untuk bisa lepas dari belenggu Iblis. Di mana pun dan kapan pun jangan ragukan firman Tuhan. Satu-satunya pengajaran yang bisa menolong kita lepas dari jerat Iblis dalam hidup ini adalah firman Tuhan. Ijinkanlah perkataan Tuhan Yesus diam dan berkuasa di dalam hidupmu.

Berarti, menjadi bijaksana adalah hal yang mungkin dalam hidup kita, asalkan kita mau belajar mendengar firman serta melakukannnya. Jika demikian, sangat beralasanlah setiap kali hamba Tuhan akan berkhotbah, begitu selesai membaca firman Tuhan, selalu disambut dengan kalimat: “Berbahagialah setiap orang yang membaca, mendengar, merenungkan dan melakukan firman Tuhan dalam hidupnya”.

Berdasarkan perkataan Tuhan Yesus pada khotbah di bukit, saya ingin bertanya kepadamu. Dapatkan engkau menjadi orang kristen yang bijaksana? Dengan cara apakah engkau dapat menjadi orang bijaksana? Dengarlah dan lakukanlah firman-Nya.

Tuesday 24 January 2012

Di manakah Kesalahannya?

Jika kita mengamati kehidupan beberapa atau kebanyakan orang kristen di masa sekarang, sepertinya sudah banyak yang tidak lagi menarik. Gaya hidup yang sudah saling tidak mau tahu baik kepada sesama teman atau jemaat di gereja bahkan kepada masyarakat di sekitar semakin menjadi-jadi. Dan sepertinya hal ini menjadi gaya hidup yang biasa-biasa saja di beberapa gereja, terutama gereja yang memiliki jemaat banyak.

Padahal, jika kita memperhatikan panggilan hidup orang Kristen seharusnya orang Kristen menjadi garam dan terang dunia.

Siapa sih di dunia ini yang tidak mengenal garam? Siapa sih di dunia ini yang tidak suka dengan garam. Bahkan semua orang setuju, jika masakan tanpa garam akan menjadi hambar.

Siapa sih di dunia ini yang tidak mengenal dan membutuhkan terang? Setiap orang perlu terang, kecuali orang-orang yang suka bekerja dalam kegelapan (berbuat dosa).

Karena itu, sudah seharusnya hidup orang Kristen disukai oleh semua orang.

Tetapi apa yang terjadi? Banyak hidup orang Kristen tidak jadi berkat. Banyak hidup orang Kristen tidak menjadi pembawa damai. Banyak hidup orang Kristen tidak menjadi inspirasi bagi orang lain. Dan yang membuat hal ini semakin menyedihkan adalah; mereka yang memiliki hidup seperti itu, juga sibuk aktif di gereja.

Sebenarnya, di manakah letak kesalahannya?

Saya mencoba meneliti dan memahami apa yang dikatakan dalam Kisah Para Rasul 2:41-47; 4:32-37. Dan dari hasil penelitian saya dari bahan ini, saya mulai menemukan jawaban dari pertanyaan di atas.

Kisah Para Rasul memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan yang sangat indah terjadi di sana. Ay 47, sangat luar biasa. Tiap hari selalu ada orang baru yang datang bergabung ke Bait Allah. Saya percaya bahwa hal seperti ini pasti menjadi kerinduan setiap hamba Tuhan, bahwa gereja yang dipercayakan Tuhan kepadanya selalu menuai jiwa-jiwa baru. Bukan pindahan dari gereja tetangga, tetapi benar-benar jiwa baru.

Ternyata, Alkitab memberitahukan kepada kita, bahwa mengenai penambahan jiwa-jiwa baru di gereja itu bukanlah urusan manusia, tetapi urusan Tuhan.

Jika demikian, apa yang menjadi bagian kita dan yang harus dilakukan oleh kita sebagai orang percaya?

Dari semua informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh Jemaat mula-mula, yang terpenting dan menarik bagi saya adalah informasi pada ay. 41. Di sana ada kata: "Menerima perkataan".

Apa yang mereka terima?
Yang mereka terima adalah perkataan Petrus (khotbah Petrus), psl 2:14-40. Dan Alkitab memberitahukan kepada kita juga bahwa "penerimaan" mereka terhadap khotbah Petrus, sampai menggugah hati dan pikiran mereka. Mereka memberi diri untuk dibaptis.

Artinya, mereka sungguh-sungguh menyadari bahwa mereka perlu Yesus Kristus yang disalibkan. Mereka menyadari bahwa mereka orang-orang berdosa yang perlu pengampunan. Mereka menyadari bahwa mereka harus meninggalkan gaya hidup yang lama dan belajar hidup di dalam Yesus Kristus.

Hari itu juga, kira-kira ada tiga ribu jiwa dibaptis. Luas biasa!

Saya juga menemukan beberapa hal ini:
Dampak dari Penerimaan mereka tersebut:
- Menggerakkan mereka untuk bertobat dan dibaptis.
- Menggerakkan mereka untuk tetap bertekun dalam pengajaran (ay. 42).
- Menggerakkan mereka untuk tetap bersatu dan bersekutu (ay. 44).
- Menggerakkan mereka untuk memiliki hidup yang berdampak kepada sesama; Hidup saling berbagi, saling memperhatikan kehidupan sehari-hari (ay 45-46).
- Mengarahkan dan memelihara mereka untuk tetap berorientasi kepada Allah. Selalu ada pujian yang hidup untuk Tuhan (ay. 47).

Penerimaan yang sungguh-sungguh kepada firman Tuhan ternyata dapat memberi dampak yang luar biasa dalam hidup setiap orang percaya.

Jika hidup orang percaya saat ini tidak berdampak kepada dirinya, tidak berdampak kepada keluarganya, tidak berdampak kepada rekan-rekan di gereja, dan juga kepada tetangganya, di manakah letak kesalahannya? Saya percaya, kesalahannya ada pada "penerimaan" orang tersebut terhadap firman Tuhan.
Saudara, bagaimana dengan kesungguhan anda dalam menerima firman Tuhan? Apakah saudara sungguh-sungguh menerimanya sebagai firman Tuhan, atau saudara hanya mendengarnya sebagai rutinitas kebaktian minggu dan saudara hanya menganggapnya sebagai perkataan biasa dari pendeta, penginjil atau hamba Tuhan?

Apakah saudara mengijinkan firman Tuhan yang berkuasa itu mengoreksi hidup saudara? Dan memberikan tempat yang sangat utama kepada firman Tuhan?

Penerimaan terhadap firman Tuhan. Itulah yang menjadi penentu kehidupan kita selanjutnya di dalam Dia.

Karena itu, mari belajar menerima firman Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh lagi dalam hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Wednesday 27 October 2010

Berani Mengampuni


Nas Alkitab: Kejadian 45:1-15; 50:15-21

Shalom Suadara-saudara terkasih di dalam Yesus Kristus.

Hari ini kita akan belajar tentang "MENGAMPUNI"

Mengampuni adalah satu keputusan sulit atau mungkin tersulit untuk hidup ini. Hal ini disebabkan karena, mengampuni adalah pekerjaan yang bertentangan dengan keinginan daging manusia yang berdosa.

Pada umumnya manusia berdosa berharap: ada hukuman setimpal yang harus dijatuhkan kepada pihak yang telah merugikan.

Kita liat contoh di negara kita ini: Seorang nenek harus masuk ke penjara hanya karena mencuri beberapa buat Kakao/Coklat. Kemudian seorang bapak harus masuk ke dalam Penjara hanya karena mengambil sebuah markisa. Kemudian ada lagi yang harus masuk penjara hanya karena mencuri beberapa buah jagung. Ini membuktikan kepada kita, pengampunan bukanlah hal yang gampang untuk diberikan.

Bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen dalam menyikapi hal ini? Kita dipanggil oleh Tuhan untuk berbeda dengan orang-orang lain, karena itu kita HARUS berbeda! Kita telah diselamatkan oleh-Nya dan kita juga telah diberikan kemampuan oleh-Nya untuk belajar mengasihi, termasuk juga di dalamnya: MENGAMPUNI.

Pertanyaannya adalah: Jika demikian Allah telah memberikan kemampuan kepada kita untuk mengasihi dan mengampuni, mengapa masih banyak orang sulit untuk mengampuni?

Saudara, mari kita pelajari apa yang telah diteladankan Yusuf kepada kita, khususnya tentang pengampunan.

Yusuf adalah orang muda yang sangat dikasihi oleh ayahnya. Tetapi sayangnya, semua saudara-saudara tidak mengasihinya. Mereka semua tidak mau memberi hati untuk Yusuf adiknya. Hal inilah yang memotivasi mereka sampai berani melakukan hal yang jahat di mata Tuhan, yaitu menjual Yusuf kepada Saudagar dari Midian.

Ternyata pergumulan Yusuf bukan hanya sampai di sana. Orang Midian tersebut menjual Yusuf lagi kepada orang Mesir. Sampai di sana, ia difitnah dan masuk ke dalam penjara. Tetapi memang pada akhirnya Yusuf menjadi orang besar dan penuh kuasa di Mesir.

Tetapi perjalanan hidup Yusuf adalah perjalanan hidup yang tidak menyenangkan, apalagi sebagai orang muda pada saat itu.

Sangat berat sekali menerima keadaan yang tidak menyenangkan karena perbuatan orang lain kepada kita. Demikian juga dengan Yusuf, dia tidak pernah berbuat salah, tetapi dia harus menanggung semua itu. Dan yang lebih menyedihkan lagi bagi Yusuf adalah: dia tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya, dia terpisah dari keluarganya. Kemudia dia dianggap sudah mati padahal masih hidup. Ini sangat menyedihkan sekali.

Maukah anda dianggap sudah mati, padahal masih hidup?

Saudara, Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa semua pergumulan berat yang dialami oleh Yusuf adalah karena ulah saudara-saudara. Jadi secara manusiawi, Yusuf punya banyak alasan untuk membalaskan dendamnya kepada semua saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat.

Tapi apa yang dilakukan Yusuf? Pada waktu bertemu dengan saudara-saudaranya, Yusuf sama sekali tidak berbicara tentang masa lalu yang menyedihkan, Yusuf tidak menceritakan perasaan hatinya yang hancur pada saat itu dan Yusuf juga tidak berbicara tentang niatnya untuk membalaskan kejahatan saudaranya.

Pada waktu ayahnya meninggal, semua saudara-saudara Yusuf sangat ketakutan. Sampai mereka membuat siasat untuk mengakali Yusuf. Tetapi apa jawab Yusuf kepada saudara-saudaranya? "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya." (Kej 50:19-21).

Luar biasa! Ini adalah satu pernyataan kemenangan Yusuf sebagai hamba Allah. Ini adalah teladan yang luar biasa dari Yusuf untuk kita dan harus kita tiru.

Yusuf mengampuni saudaranya bukan hanya dalam perkataan, tapi juga dalam perbuatannya. Yusuf menghibur dan menenangkan hati mereka.

Saudara, apa yang memotivasi Yusuf sehingga dia bisa memberikan yang terbaik dalah setiap pekerjaan dan juga bisa mengampuni setiap orang yang membuatnya menderita? Jawabnya hanya satu yaitu: "ADANYA PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG KEBERADAAN DIRINYA DI DALAM RENCANA ALLAH".

Hal inilah yang telah memampukan dirinya berkata kepada saudara-saudaranya: "Bukan kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Tuhan Allah.... memang kamu telah mereka-rekakan perkara jahat, tetapi Tuhan telah merekanya untuk kebaikan (Kej 45:8-9; 50:20).

Saudara, jika engkau ingin hidup benar, belajar mengasihi Allah dengan benar, belajar mengasihi setiap orang dengan benar, belajar mengampuni dengan bener, mala engkau harus memiliki pemahaman yang benar akan keberadaan mu di dalam rencana Allah. Hal ini tidak bisa ditawar-tawar. hal ini mutlak!

Keberadaan kita di dalam rencana Allah dan keberadaan Allah di dalam rencana kita adalah dua dua hal yang berbeda. Karena itu perhatikanlah keberadaan hidupmu.

Jika engkau memiliki pemahaman tentang "KEBERADAANMU DI DALAM RENCANA ALLAH", maka engkau akan menggunakan hidupmu untuk mewujudkan rencana-rencana Allah di dunia ini.

Jika engkau memiliki pemahaman tentang "KEBERADAAN ALLAH DI DALAM RENCANAMU", maka engkau akan menggunakan hidupmu untuk mewujudkan rencana-rencanamu di dunia ini dan meminta Allah hanya menjadi penonton bahkan menjadi pembantumu.

Jika ada orang, sulit mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya, hal itu disebabkan karena, adanya pemahaman yang salah akan keberadaannya di dunia ini.

Berjuanglah dan nikmati semua kebaikan Tuhan Allah di dalam pengampunan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati.

Tuesday 15 June 2010

Pengkhotbah: Ingatlah Penciptamu


Hidup ini, ada awal, tentulah ada akhir. Tidak seorang pun manusia yang bisa menolak akhir hidup ini!
Dame t. Baringbing


Satu waktu, tepat pada saat baru selesai acara wisuda di salah satu universitas terkenal, seorang Dosen bertemu dengan seorang mahasiswa yang mendapatkan gelar Magna Cum Laude di bidang hukum Tata Negara.

Kemudian sang Dosen setelah menyampaikan ucapan selamat atas prestasi yang luar biasa tersebut, kemudian ia bertanya: "Setelah lulus dengan gelar yang menakjubkan, apa yang akan anda lakukan di kemudian hari?" Lalu dengan mantap mahasiswa tersebut menjawab pertanyaan itu: "Saya akan melamar di lembaga pemerintahan dan akan terus belajar untuk mendapatkan prestasi yang baik di negara ini." Mendengar jawaban itu, sang Dosen berkata: "Bagus sekali niat itu."

Kemudian pertanyaan kembali diajukan: "Setelah kamu mendapatkan jabatan di pemerintahan, kemudian juga mendapatkan prestasi yang memuaskan, hal apa lagi yang akan kamu lakukan?" Mahasiswa tersebut kembali menjawab pertanyaan kedua tersebut. "Saya akan membeli rumah, mobil dan belajar untuk menabung semua pendapatan bulanan untuk masa depan saya." Mendengar jawaban itu, sang Dosen kembali berkata: "Bagus sekali niat itu."

Kemudian pertanyaan ketiga diajukan lagi kepada mahasiswa tersebut. "Setelah kamu mendapatkan rumah, mobil, dan punya uang tabungan di Bank, apa lagi yang akan kamu perbuat?" Mahasiswa itu menjawab lagi: "Setelah semua itu saya dapatkan, maka saya akan menikah dengan orang wanita yang aku cintai dan yang mencintaiku. Saya akan membangun rumah tangga yang bahagia dan saya akan mencukupkan semua kebutuhan keluarga saya." Mendengar jawaban itu, sang Dosen pun masih mengatakan hal yang sama: "Bagus sekali niat itu."

Pertanyaan keempat diberikan lagi kepada Mahasiswa itu. "Setelah kamu memiliki keluarga yang bahagia, apa lagi yang akan kamu lakukan?" Kemudian Mahasiswa tersebut menjawab: "Saya akan menikmati hari tua dan pensiun saya dengan keluarga yang saya cintai."

Lalu pertanyaan kelima, diajukan kembali kepadanya: "Setelah semua itu, apa lagi yang akan terjadi di dalam hidupmu?" sejenak Mahasiswa itu terdiam, kemudian dia memberi jawaban: "Aku berharap, aku meninggalkan semua keluargaku dengan hidup yang bahagia, serba berkecukupan."

Kemudian sang Dosen tersebut melanjutkan pembicaraan tersebut dengan satu pertanyaan baru lagi. "Apakah hanya itu saja yang akan kamu lakukan untuk mengisi masa depanmu yang indah itu?" Mahasiswa tersebut terdiam dan mencoba untuk memahami pertanyaan sang Dosen. Kemudian Mahasiswa itu kembali bertanya: "Apakah ada sesuatu yang lebih penting atau terpenting di dalam hidup ini yang telah terlewatkan oleh saya?" Kemudian sang Dosen menjawab dengan lembut dan penuh kasih: "Ya, ada satu lagi yang anda lupakan untuk mengisi hidup anda. Yang anda lupakan itu adalah bagian yang terpenting dari hidup ini, bahkan semua hidup manusia di bumi ini. Apakah itu? Yaitu memuliakan Tuhan Allah yang telah menciptakanmu dan yang telah mengasihimu melalui Yesus Kristus, Putra tunggal-Nya. Ingatlah, jangan pernah melupakan akan keberadaan-Nya di dalam hidupmu hanya karena keberadaan dunia yang telah memikatmu. Tidak ada artinya keberhasilan yang telah anda raih di dunia ini, jika anda melupakan Tuhan Allah di dalam hidupmu".

Saudaraku, apa tujuan hidupmu? Bagaimana anda memberi makna terhadap masa depanmu? Adakah tempat yang akan anda sediakan untuk Tuhan Allah pada masa depanmu?


Pikirkanlah itu.

Maju terus, raihlah cita-citamu!

Thursday 29 April 2010

Pertemuan yang Menyesakkan

Yesus Kristus pernah berkata demikian: "Barangsiapa yang mau mengikut Aku, dia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari."

Sperti kebiasaan yang sudah-sudah, Yesus biasanya, tiap setahun sekali, datang ke dunia...berkunjung menikmati taman di tengah kota Italia...ya...itu adalah salah satu taman kota yang terbaik di dunia ini.

Kemudian, pada satu saat, ada orang yang mengaku kenal baik dengan Yesus. Begitu dia melihat Yesus, dia langsung memanggil dengan suara yang keras sambil melambai-lambaikan tangannya.

tapi Yesus hanya melihatnya dan diam saja.

Kemudian orang tua itu tidak kehabisan akal, karna pikirnya, "mungkin Yesus kurang mendengar suaranya".

Lalu dia mengejar Yesus dengan sangat. Tidak berapa lama, mereka pun terlibat dalam pembicaraan yang seru, khususnya bagi dia, si orang tua tersebut.

Orangtua: "Yesus, apa kabar?"

Yesus: "hai, kabar saya baik. anda?"

Orangtua: "Oh....hehehe....kabar saya baik sekali...dan tentunya...hari sangat luar biasa bagiku,
karna aku bisa bertemu Yesus di sini"

Yesus: "Oya, memangnya ada apa? Apa yang bisa saya perbuat untukmu?"

Orangtua: "Yesus, ini aku, ini aku murid-Mu, Engkau mengenal aku khan?"

Yesus (sambil terheran): "Kamu? Kamu murid-Ku? Yang mana? Knapa Aku tidak mengenalmu, kalau kamu adalah salah satu murid-Ku?"

Orangtua: "Yesus? Ini aku murid-Mu, masakan Engkau tidak mengenal aku? Aku yang selalu
memberitakan nama-Mu kepada setiap orang. Mana mungkin kamu tidak mengenal aku."

Yesus: "Saudara, Aku selalu mengenal semua murid-Ku. Di mana pun dan kapan pun, Aku pasti
mengenal mereka. Karna setiap orang yang menjadi muridku, memiliki ciri, karakter yang sangat Aku kenal. Tapi kamu? Aku tidak melihat ciri dan karakter itu di dalam hidupmu. Bagaimana mungkin engkau salah satu dari murid-Ku? Maafkan Aku, engkau boleh mengaku Aku Guru dan murid-Ku, tapi aku tidak bisa memanggilmu murid, karna tidak setiap orang yang memanggil Aku Guru, langsung menjadi murid-Ku. Setiap murid-Ku sangat bisa dikenali, karna mereka akan memiliki ciri dan karakter sperti-Ku"

Mendengar hal itu, orangtua tersebut langsung marah dan dia tidak terima atas perlakuan Yesus kepadanya.

Saudara, terkadang kita merasa sudah mengenal Yesus dan bangga mengaku Dia itu sebagai Tuhan kita, Juruslamat kita, Pemimpin dalam hidup kita. Tapi sebenarnya, yang terjadi adalah, kita merasa sombong atas keselamatan itu, seakan-akan Yesus yang perlu kita, bukan kita yang perlu Yesus.

Kita merasa hidup ini milik kita, bukan milik Yesus, sehingga kita mengisi hidup ini dengan semua ide-ide kita sendiri, bahkan ide-ide yang jahat pun ada di dalam kepala kita, betapa luar biasanya kita.

Pesan yang bisa diambil dari cerita di atas adalah: "HATI-HATI, JIKA KITA MENGAKU BAHWA KITA ADALAH ORANG KRISTEN, PENGIKUT YESUS, BERARTI HIDUP KITA HARUS SEPERTI YESUS KRISTUS. HIDUP YANG BUKAN HANYA DI MULUT, TAPI JUGA DI DALAM SEGALA HAL, PIKIRAN DAN TINGKAH LAKU."

Tuhan Yesus memberkati


Ev. Dame tB

Thursday 11 March 2010

Belajar Menjadi Teladan

"Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu."
Filipi 3:17

Di mana pun dan kapan pun, saya percaya bahwa setiap orang pasti memerlukan keteladanan. Di dalam keluarga, lingkungan kerja, tempat bermain, bahkan di sekolah. Itu artinya bahwa keteladanan itu sangat diperlukan. Singkatnya, selama manusia ini masih berkembang, melahirkan generasi-generasi baru, keteladanan itu tidak akan pernah dan tidak boleh hilang. Karena yang muda harus belajar dari yang tua, yang Junior harus belajar dari Senior. Senang atau tidak, setiap orang harus belajar untuk mencari teladan yang bisa dijadikan panutan hidup.

Dalam materi kali ini, saya ingin mengajak semua pembaca untuk memahami tentang pentingnya keteladanan.

Di dalam lingkungan berjemaat atau bergereja, keteladanan sangat diperlukan. Tidak ada yang bisa berkata; "bahwa dia tidak tidak perlu teladan". Jika ada orang yang berani berkata demikian, maka celakalah yang akan diterima orang seperti itu.

Dalam surat Filipi 3:17 - 4:1, Rasul Paulus menuliskan dengan tegas kepada semua jemaat Filipi atau para pembaca surat-nya, untuk mengikuti teladan yang telah diberikan Rasul Paulus di dalam hidupnya.

Rasul Paulus meminta jemaat Filipi untuk berdiri teguh di dalam Tuhan, karena sikap ini sangat penting dalam menghadapi tantangan yang ada di sana.

Memang, saya juga melihat bahwa apa yang dimintakan oleh Rasul Paulus tersebut bukanlah permintaan yang berlebihan kepada jemaat. Saya juga sebagai hamba Tuhan sangat mengharapkan kepada semua jemaat bahkan kepada semua orang yang mengaku pengikut Yesus Kristus untuk berdiri teguh di dalam Tuhan.

Iman dan pengetahuan tentang firman-Nya yang kita miliki harus dipraktekkan di dalam kehidupan tanpa terkecuali, di mana pun dan kapan pun. Pastinya, tidak ada tempat bagi pengikut Yesus Kristus untuk tidak melakukan firman-Nya.

Kegunaan dari semua itu adalah untuk membangun keyakinan iman yang kokoh di dalam diri sendiri. Iman dan pengetahuan tentang firman-Nya tidak bisa dilepaskan dari praktek hidup orang percaya/pengikut Yesus Kristus. Hal ini juga yang dijelaskan dan ditekankan oleh Rasul Yakobus di dalam suratnya: "Setiap orang yang berani mengaku pengikut Yesus Kristus, dia harus membuktikan imannya di dalam perbuatannya. Karena iman tanpa perbuatan adalah mati." Saya menambahkan; "Jika dia berani mengaku pengikut Yesus Kristus, tetapi tidak mau membuktikan imannya di dalam perbuatannya, janganlah dia mengaku Kristen." Karena hal ini hanya akan membuatnya menjadi batu sandungan, bukan menjadi berkat.

Di dalam Filipi 3:17 - 4:1 ini, saya melihat ada dua hal yang menjadi alasan bagi Rasul Paulus untuk meminta jemaat Filipi mengikuti teladannya. Yaitu:
1. Ay 18-19: Banyak orang yang hidup sebagai SETERU SALIB KRISTUS. Ciri orang-orang yang menjadi seteru salib Kristus sangat jelas dituliskan olehnya, yaitu: Tuhan mereka ialah perut mereka sendiri. Kemuliaan mereka ialah aib mereka sendiri. Pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Saya mencoba untuk memikirkan lebih dalam lagi tentang orang-orang yang menjadi seteru salib Kristus ini dan saya menemukan jawabannya, bahwa bukan hanya orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus saja yang bisa menjadi seteru salib Kristus, tetapi juga orang yang mengaku percaya kepada-Nya. Bagaimana mungkin?

Jika orang yang hidup di luar Yesus Kristus sudah tentulah bukan pengikut Kristus, dan orang-orang seperti ini pastilah tidak akan menjadikan Yesus Kristus sebagai sumber hidup, jamiman hidup, pedoman hidup dan lain sebaginya. Mereka akan hidup sesuai dengan pengetahuan yang di dalam pikiran dan hati mereka.

Tetapi, bagaimana dengan orang Kristen? Kata Kristen artinya pengikut Kristus. Jika dikatakan pengikut, maka semua tingkah laku hidupnya harus mengikuti arahan dari Yesus Kristus. Bagaimana jika ternyata tidak? Apakah masih layak disebut dan menyebut dirinya Kristen?

Banyak orang yang mengaku Kristen, tetapi hidupnya tidak mengikuti Kristus. Dalam hal ini, saya tidak sedang menghakimi, tetapi inilah bukti nyata yang ada di dunia ini. Banyak hidup orang Kristen tidak ubahnya seperti mereka yang bukan Kristen. Apakah anda melihatnya? Mengaku Kristen, tetapi betah di dalam dosa: hidup di dalam perzinahan, korupsi, suap, kemalasan dalam membaca firman, tidak mau bersekutu bersama saudara seiman, tidak mau bersaksi tentang Yesus Kristus kepada orang lain. Mungkin ada banyak lagi yang bisa anda temukan di dalam lingkungan Kristen anda. Bagi saya pribadi, orang-orang seperti itu adalah seteru salib Kristus dan satu-satunya jalan keluar yang benar bagi mereka adalah BERTOBAT! Karena orang-orang seperti itu, jika tidak bertobat maka akan menjadi penghancur pelayanan gereja. Mereka adalah alat Iblis untuk melemahkan pelayanan gereja, menjadikan hilangnya kekudusan di dalam gereja. Akibatnya adalah, jika kekudusan sudah hilang dari pelayanan gereja, maka semua aktivitas yang dilakukan akan menjadi rutinitas yang tidak memiliki kuasa untuk mengubahkan orang lain. Sia-sialah semuanya dilakukan.

2. Ay 20-21: Kewargaan kita adalah di dalam sorga. Memang kita hidup di dunia ini, tapi sekarang kita bukan lagi orang-orang dunia, tetapi orang-orang perantau yang akan kembali ke sorga. Jika kewargaan kita adalah di dalam sorga, maka sudah semestinya harus ada perbedaan gaya hidup dengan orang-orang yang kewargaan-nya adalah di dalam dunia.

Ciri orang yang kewargaannya adalah di dalam sorga adalah: Tuhan mereka ialah Tuhan Yesus Kristus, bukan perut mereka. Kemuliaan mereka ialah kemuliaan yang datangnya dari Tuhan Yesus Kristus, bukan aib mereka. Pikiran mereka semata-mata tertuju perkara-perkara sorgawi, bukan kepada perkara duniawi. Beda bukan?

Saya berpikir, jika semua orang Kristen menyadari hal ini dan hidup dengan sungguh-sungguh di dalam firman-Nya, alangkah indahnya bukan? Saya percaya anda pun setuju dengan pemikiran saya.

Berikud ini, ada beberapa teladan yang telah diberikan Rasul Paulus kepada jemaat Filipi dan kepada semua orang percaya di dunia ini:
- Ada sukacita yang terus terlihat nyata di dalam kesaksian hidupnya (1:3-4). Meski pun
hidupnya penuh dengan tantangan yang tidak menyenangkan, tetapi dia tetap merasakan
sukacita yang luar biasa.
- Doa-doanya untuk jemaat (khususnya) dan semua orang percaya pada umumnya
(1:9-11,27-30).
- Tetap berpikiran positif (1:12-26).
- Keteguhan hati dalam mengikut Tuhan (1:21-22, 3:7-16).
- Keteguhan hati tentang Allah yang hidup sanggup memelihara hidupnya dan setiap orang
percaya lainnya (4:13,19).

Sebagai seorang hamba Tuhan, saya mengajak kita semua untuk belajar menjadi teladan bagi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Kepada kita sudah diberikan firman Tuhan itu, karena itu, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk berkata: "saya tidak tahu harus melakukan apa untuk menjadi teladan."

Saya diselamatkan oleh-Nya, dipanggil oleh-Nya untuk menjadi teladan, menjadi garam dan terang, demikian juga anda. Anda diselamatkan, anda dipanggil oleh-Nya untuk menjadi teladan. Mari kita melakukannya sampai Dia datang memanggil kita untuk kembali ke rumah yang telah disediakan-Nya bagi kita di sorga.

Tuhan Yesus memberkati.