Thursday 29 April 2010

Pertemuan yang Menyesakkan

Yesus Kristus pernah berkata demikian: "Barangsiapa yang mau mengikut Aku, dia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari."

Sperti kebiasaan yang sudah-sudah, Yesus biasanya, tiap setahun sekali, datang ke dunia...berkunjung menikmati taman di tengah kota Italia...ya...itu adalah salah satu taman kota yang terbaik di dunia ini.

Kemudian, pada satu saat, ada orang yang mengaku kenal baik dengan Yesus. Begitu dia melihat Yesus, dia langsung memanggil dengan suara yang keras sambil melambai-lambaikan tangannya.

tapi Yesus hanya melihatnya dan diam saja.

Kemudian orang tua itu tidak kehabisan akal, karna pikirnya, "mungkin Yesus kurang mendengar suaranya".

Lalu dia mengejar Yesus dengan sangat. Tidak berapa lama, mereka pun terlibat dalam pembicaraan yang seru, khususnya bagi dia, si orang tua tersebut.

Orangtua: "Yesus, apa kabar?"

Yesus: "hai, kabar saya baik. anda?"

Orangtua: "Oh....hehehe....kabar saya baik sekali...dan tentunya...hari sangat luar biasa bagiku,
karna aku bisa bertemu Yesus di sini"

Yesus: "Oya, memangnya ada apa? Apa yang bisa saya perbuat untukmu?"

Orangtua: "Yesus, ini aku, ini aku murid-Mu, Engkau mengenal aku khan?"

Yesus (sambil terheran): "Kamu? Kamu murid-Ku? Yang mana? Knapa Aku tidak mengenalmu, kalau kamu adalah salah satu murid-Ku?"

Orangtua: "Yesus? Ini aku murid-Mu, masakan Engkau tidak mengenal aku? Aku yang selalu
memberitakan nama-Mu kepada setiap orang. Mana mungkin kamu tidak mengenal aku."

Yesus: "Saudara, Aku selalu mengenal semua murid-Ku. Di mana pun dan kapan pun, Aku pasti
mengenal mereka. Karna setiap orang yang menjadi muridku, memiliki ciri, karakter yang sangat Aku kenal. Tapi kamu? Aku tidak melihat ciri dan karakter itu di dalam hidupmu. Bagaimana mungkin engkau salah satu dari murid-Ku? Maafkan Aku, engkau boleh mengaku Aku Guru dan murid-Ku, tapi aku tidak bisa memanggilmu murid, karna tidak setiap orang yang memanggil Aku Guru, langsung menjadi murid-Ku. Setiap murid-Ku sangat bisa dikenali, karna mereka akan memiliki ciri dan karakter sperti-Ku"

Mendengar hal itu, orangtua tersebut langsung marah dan dia tidak terima atas perlakuan Yesus kepadanya.

Saudara, terkadang kita merasa sudah mengenal Yesus dan bangga mengaku Dia itu sebagai Tuhan kita, Juruslamat kita, Pemimpin dalam hidup kita. Tapi sebenarnya, yang terjadi adalah, kita merasa sombong atas keselamatan itu, seakan-akan Yesus yang perlu kita, bukan kita yang perlu Yesus.

Kita merasa hidup ini milik kita, bukan milik Yesus, sehingga kita mengisi hidup ini dengan semua ide-ide kita sendiri, bahkan ide-ide yang jahat pun ada di dalam kepala kita, betapa luar biasanya kita.

Pesan yang bisa diambil dari cerita di atas adalah: "HATI-HATI, JIKA KITA MENGAKU BAHWA KITA ADALAH ORANG KRISTEN, PENGIKUT YESUS, BERARTI HIDUP KITA HARUS SEPERTI YESUS KRISTUS. HIDUP YANG BUKAN HANYA DI MULUT, TAPI JUGA DI DALAM SEGALA HAL, PIKIRAN DAN TINGKAH LAKU."

Tuhan Yesus memberkati


Ev. Dame tB