Monday 9 July 2012

Hidup Kita di Dalam Kuasa-Nya

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28:18).

Terpujilah Tuhan. Kalimat tersebut memberitahukan kepada kita, bahwa apapun yang terjadi di dalam hidup ini, semuanya ada di dalam kuasa Tuhan. Amin?

Demikian juga dengan perkara yang baik ataupun perkara yang tidak baik. Perkara yang menyenangkan ataupun perkara yang tidak menyenangkan. Semuanya ada di dalam kuasa-Nya.

Kalau begitu, apalagi yang perlu ditakutkan? Karena seluruh hidup kita ada di dalam kuasa-Nya? Biarkanlah yang jadi hanya kehendak Tuhan. Karena saya percaya, apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita, itulah yang terbaik. Amin?

Dan di dalam kehendak-Nya, segala perkara yang tidak baik dan tidak menyenangkan bagi kita, pasti dapat diubah-Nya menjadi perkara yang penting dan berharga bagi hidup kita.

Terpujilah Engkau Tuhan. Amin!

Saturday 10 March 2012

Hari gini, jadi orang Bijaksana? Hm… Mungkin gak ya?


Pernahkah pertanyaan tersebut ada di dalam pikiranmu? Atau pernahkah pertanyaan itu diajukan orang lain kepadamu? Hm… jika pertanyaan tersebut diajukan kepadamu saat ini, kira-kira apakah yang akan menjadi jawabanmu? Dan mungkin gak sih bagi kamu, pada situasi yang sekarang ini bisa jadi orang bijaksana?

Coba kita tenangkan pikiran kita dari pertanyaan di atas. Coba kita mengingat tentang perbendaharaan kita akan nama-nama orang yang dikenal karena pikiran-pikiran yang bijaksana, yang pernah mereka lontarkan kepada masyarakat dunia. Dapatkan kamu sebutkan nama-nama mereka? Margaret Deland, Eleanor Roosevelt, Anatole France, John F. Kennedy, Man Ray. Mungkin masih ada banyak nama-nama lain yang kamu ingat bukan? Nah sekarang, coba kamu sebutkan nama orang-orang di sekitarmu yang dikenal bijaksana. Adakah?

Bagaimana dengan dirimu sendiri? Apakah kamu dikenal sebagai seorang bijaksana oleh teman-temanmu? Bagaimana dengan beberapa teman yang seusia denganmu-terutama yang kristen, apakah mereka juga dikenal sebagai orang yang bijaksana? Pernahkan terpikirkan olehmu, kalau satu saat nanti kamu akan dikenal sebagai orang yang bijaksana?

Bagaimana dengan buku-buku di sekolah atau di kampus yang menjadi buku pegangan dalam pelaksanaan belajar? Apakah sudah menolongmu menjadi bijaksana? Bagaimana dengan buku-buku lain yang pernah kamu baca, apakah sudah memberi sumbangsih untukmu menjadi bijaksana? Bagaimana dengan semua situasi yang telah dan yang sedang kamu alami? Apakah juga memberi sumbangsih untuk menjadikanmu bijaksana? Adakah pengajaran yang bisa menolong kita untuk menjadi bijaksana?

Bagaimana dengan Alkitab, firman Tuhan, apakah dapat menolong kita untuk menjadi orang yang bijaksana pada masa kini? Pertanyaan ini perlu dipertanyakan.

Pasa masa sekarang ini, banyak orang sudah tidak tertarik lagi dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab tentang kehidupan. Singkat kata, Alkitab itu bukanlah buku yang tepat untuk dijadikan fondasi, sumber kekuatan serta sumber kebenaran. Apalagi jika dibandingkan dengan banyaknya buku-buku yang beredar di gramedia, gunung agung ataupun di berbagai toko buku. Semuanya selalu memberikan informasi terkini dan solusi terkini. Bagaimana dengan Alkitab? Tiap tahun dicetak, kita tidak akan menemukan hal-hal baru di dalamnya. Semua ceritanya tetap sama. Mengapa demikian? Dan bagaimana dengan kamu sendiri, apakah pendapatmu tentang Alkitab? Apakah Alkitab (firman Tuhan) masih berguna untuk menghadapi situasi pada masa kini?

Pada saat khotbah di bukit, Tuhan Yesus berkata; “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh, sebab didirikan di atas batu.” Apakah maksud dari perkataan Tuhan Yesus tersebut?

Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada kita, bahwa dalam hidup ini kita perlu arahan, kita perlu tuntunan yang bukan hanya dapat menolong kita untuk lepas dari masalah, tetapi lebih daripada itu, dapat membawa kita kepada kebenaran Tuhan. Dan Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada kita bahwa perkataannya dapat dijadikan tuntunan atau pegangan dalam menjalani hidup ini. Mengapa demikian? Karena firman-Nya adalah kebenaran. Supaya kita dapat memahami pengajaran-Nya, Tuhan Yesus mengibaratkan firman-Nya seperti batu yang kokoh, yang dapat dijadikan sebagai fondasi dalam membangun rumah. Dan setiap orang yang melakukan firman-Nya diibaratkan seperti orang-orang yang membangun rumah di atas batu tersebut. Dan orang-orang yang demikian disebut oleh Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang bijaksana. Kita telah mendengar firman Tuhan Yesus tersebut, berarti sudah seharusnyalah setiap orang kristen, termasuk kita menjadi orang yang bijaksana.

Mari kita perhatikan lebih dalam lagi setiap pengajaran Tuhan Yesus. Mengapa Dia mengatakan; “Berbahagialah setiap orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka yang empunya kerajaan sorga.” Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada setiap pendengar, bahwa dirinya dicipta bukan untuk hidup selamanya di dunia, tetapi di sorga. Dan untuk bisa masuk ke dalam sorga, orang itu harus punya kerinduan untuk terus mencari dan merasakan indahnya tinggal di dalam hadirat Tuhan.

Terkadang kesibukan kita acapkali membuat kita menjadikan kebaktian, ibadah menjadi salah satu kegiatan pilihan. Dan jika tidak ada waktu untuk itu, kita merasa itu hal yang biasa. Dan seandainya pun kita datang ke gereja, kita mengikuti kebaktian, tetapi tanpa adanya kerinduan. Tanpa adanya rasa haus mencari Tuhan lewat nyanyian dan firman-Nya. Bagaimana dengan kamu? Pernahkan kamu mengalami hal tersebut?

Kalau pernah, berarti Iblis telah berhasil menipumu. Iblis telah berhasil mencuri perhatianmu melalui banyaknya kesibukan yang menjeratmu. Bertobatlah.

Teman-teman, ingatlah selalu perkataan Tuhan Yesus; “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh, sebab didirikan di atas batu” Kita sangat memerlukan firman-Nya untuk bisa lepas dari belenggu Iblis. Di mana pun dan kapan pun jangan ragukan firman Tuhan. Satu-satunya pengajaran yang bisa menolong kita lepas dari jerat Iblis dalam hidup ini adalah firman Tuhan. Ijinkanlah perkataan Tuhan Yesus diam dan berkuasa di dalam hidupmu.

Berarti, menjadi bijaksana adalah hal yang mungkin dalam hidup kita, asalkan kita mau belajar mendengar firman serta melakukannnya. Jika demikian, sangat beralasanlah setiap kali hamba Tuhan akan berkhotbah, begitu selesai membaca firman Tuhan, selalu disambut dengan kalimat: “Berbahagialah setiap orang yang membaca, mendengar, merenungkan dan melakukan firman Tuhan dalam hidupnya”.

Berdasarkan perkataan Tuhan Yesus pada khotbah di bukit, saya ingin bertanya kepadamu. Dapatkan engkau menjadi orang kristen yang bijaksana? Dengan cara apakah engkau dapat menjadi orang bijaksana? Dengarlah dan lakukanlah firman-Nya.

Tuesday 24 January 2012

Di manakah Kesalahannya?

Jika kita mengamati kehidupan beberapa atau kebanyakan orang kristen di masa sekarang, sepertinya sudah banyak yang tidak lagi menarik. Gaya hidup yang sudah saling tidak mau tahu baik kepada sesama teman atau jemaat di gereja bahkan kepada masyarakat di sekitar semakin menjadi-jadi. Dan sepertinya hal ini menjadi gaya hidup yang biasa-biasa saja di beberapa gereja, terutama gereja yang memiliki jemaat banyak.

Padahal, jika kita memperhatikan panggilan hidup orang Kristen seharusnya orang Kristen menjadi garam dan terang dunia.

Siapa sih di dunia ini yang tidak mengenal garam? Siapa sih di dunia ini yang tidak suka dengan garam. Bahkan semua orang setuju, jika masakan tanpa garam akan menjadi hambar.

Siapa sih di dunia ini yang tidak mengenal dan membutuhkan terang? Setiap orang perlu terang, kecuali orang-orang yang suka bekerja dalam kegelapan (berbuat dosa).

Karena itu, sudah seharusnya hidup orang Kristen disukai oleh semua orang.

Tetapi apa yang terjadi? Banyak hidup orang Kristen tidak jadi berkat. Banyak hidup orang Kristen tidak menjadi pembawa damai. Banyak hidup orang Kristen tidak menjadi inspirasi bagi orang lain. Dan yang membuat hal ini semakin menyedihkan adalah; mereka yang memiliki hidup seperti itu, juga sibuk aktif di gereja.

Sebenarnya, di manakah letak kesalahannya?

Saya mencoba meneliti dan memahami apa yang dikatakan dalam Kisah Para Rasul 2:41-47; 4:32-37. Dan dari hasil penelitian saya dari bahan ini, saya mulai menemukan jawaban dari pertanyaan di atas.

Kisah Para Rasul memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan yang sangat indah terjadi di sana. Ay 47, sangat luar biasa. Tiap hari selalu ada orang baru yang datang bergabung ke Bait Allah. Saya percaya bahwa hal seperti ini pasti menjadi kerinduan setiap hamba Tuhan, bahwa gereja yang dipercayakan Tuhan kepadanya selalu menuai jiwa-jiwa baru. Bukan pindahan dari gereja tetangga, tetapi benar-benar jiwa baru.

Ternyata, Alkitab memberitahukan kepada kita, bahwa mengenai penambahan jiwa-jiwa baru di gereja itu bukanlah urusan manusia, tetapi urusan Tuhan.

Jika demikian, apa yang menjadi bagian kita dan yang harus dilakukan oleh kita sebagai orang percaya?

Dari semua informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh Jemaat mula-mula, yang terpenting dan menarik bagi saya adalah informasi pada ay. 41. Di sana ada kata: "Menerima perkataan".

Apa yang mereka terima?
Yang mereka terima adalah perkataan Petrus (khotbah Petrus), psl 2:14-40. Dan Alkitab memberitahukan kepada kita juga bahwa "penerimaan" mereka terhadap khotbah Petrus, sampai menggugah hati dan pikiran mereka. Mereka memberi diri untuk dibaptis.

Artinya, mereka sungguh-sungguh menyadari bahwa mereka perlu Yesus Kristus yang disalibkan. Mereka menyadari bahwa mereka orang-orang berdosa yang perlu pengampunan. Mereka menyadari bahwa mereka harus meninggalkan gaya hidup yang lama dan belajar hidup di dalam Yesus Kristus.

Hari itu juga, kira-kira ada tiga ribu jiwa dibaptis. Luas biasa!

Saya juga menemukan beberapa hal ini:
Dampak dari Penerimaan mereka tersebut:
- Menggerakkan mereka untuk bertobat dan dibaptis.
- Menggerakkan mereka untuk tetap bertekun dalam pengajaran (ay. 42).
- Menggerakkan mereka untuk tetap bersatu dan bersekutu (ay. 44).
- Menggerakkan mereka untuk memiliki hidup yang berdampak kepada sesama; Hidup saling berbagi, saling memperhatikan kehidupan sehari-hari (ay 45-46).
- Mengarahkan dan memelihara mereka untuk tetap berorientasi kepada Allah. Selalu ada pujian yang hidup untuk Tuhan (ay. 47).

Penerimaan yang sungguh-sungguh kepada firman Tuhan ternyata dapat memberi dampak yang luar biasa dalam hidup setiap orang percaya.

Jika hidup orang percaya saat ini tidak berdampak kepada dirinya, tidak berdampak kepada keluarganya, tidak berdampak kepada rekan-rekan di gereja, dan juga kepada tetangganya, di manakah letak kesalahannya? Saya percaya, kesalahannya ada pada "penerimaan" orang tersebut terhadap firman Tuhan.
Saudara, bagaimana dengan kesungguhan anda dalam menerima firman Tuhan? Apakah saudara sungguh-sungguh menerimanya sebagai firman Tuhan, atau saudara hanya mendengarnya sebagai rutinitas kebaktian minggu dan saudara hanya menganggapnya sebagai perkataan biasa dari pendeta, penginjil atau hamba Tuhan?

Apakah saudara mengijinkan firman Tuhan yang berkuasa itu mengoreksi hidup saudara? Dan memberikan tempat yang sangat utama kepada firman Tuhan?

Penerimaan terhadap firman Tuhan. Itulah yang menjadi penentu kehidupan kita selanjutnya di dalam Dia.

Karena itu, mari belajar menerima firman Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh lagi dalam hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.