Wednesday 27 October 2010

Berani Mengampuni


Nas Alkitab: Kejadian 45:1-15; 50:15-21

Shalom Suadara-saudara terkasih di dalam Yesus Kristus.

Hari ini kita akan belajar tentang "MENGAMPUNI"

Mengampuni adalah satu keputusan sulit atau mungkin tersulit untuk hidup ini. Hal ini disebabkan karena, mengampuni adalah pekerjaan yang bertentangan dengan keinginan daging manusia yang berdosa.

Pada umumnya manusia berdosa berharap: ada hukuman setimpal yang harus dijatuhkan kepada pihak yang telah merugikan.

Kita liat contoh di negara kita ini: Seorang nenek harus masuk ke penjara hanya karena mencuri beberapa buat Kakao/Coklat. Kemudian seorang bapak harus masuk ke dalam Penjara hanya karena mengambil sebuah markisa. Kemudian ada lagi yang harus masuk penjara hanya karena mencuri beberapa buah jagung. Ini membuktikan kepada kita, pengampunan bukanlah hal yang gampang untuk diberikan.

Bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen dalam menyikapi hal ini? Kita dipanggil oleh Tuhan untuk berbeda dengan orang-orang lain, karena itu kita HARUS berbeda! Kita telah diselamatkan oleh-Nya dan kita juga telah diberikan kemampuan oleh-Nya untuk belajar mengasihi, termasuk juga di dalamnya: MENGAMPUNI.

Pertanyaannya adalah: Jika demikian Allah telah memberikan kemampuan kepada kita untuk mengasihi dan mengampuni, mengapa masih banyak orang sulit untuk mengampuni?

Saudara, mari kita pelajari apa yang telah diteladankan Yusuf kepada kita, khususnya tentang pengampunan.

Yusuf adalah orang muda yang sangat dikasihi oleh ayahnya. Tetapi sayangnya, semua saudara-saudara tidak mengasihinya. Mereka semua tidak mau memberi hati untuk Yusuf adiknya. Hal inilah yang memotivasi mereka sampai berani melakukan hal yang jahat di mata Tuhan, yaitu menjual Yusuf kepada Saudagar dari Midian.

Ternyata pergumulan Yusuf bukan hanya sampai di sana. Orang Midian tersebut menjual Yusuf lagi kepada orang Mesir. Sampai di sana, ia difitnah dan masuk ke dalam penjara. Tetapi memang pada akhirnya Yusuf menjadi orang besar dan penuh kuasa di Mesir.

Tetapi perjalanan hidup Yusuf adalah perjalanan hidup yang tidak menyenangkan, apalagi sebagai orang muda pada saat itu.

Sangat berat sekali menerima keadaan yang tidak menyenangkan karena perbuatan orang lain kepada kita. Demikian juga dengan Yusuf, dia tidak pernah berbuat salah, tetapi dia harus menanggung semua itu. Dan yang lebih menyedihkan lagi bagi Yusuf adalah: dia tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya, dia terpisah dari keluarganya. Kemudia dia dianggap sudah mati padahal masih hidup. Ini sangat menyedihkan sekali.

Maukah anda dianggap sudah mati, padahal masih hidup?

Saudara, Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa semua pergumulan berat yang dialami oleh Yusuf adalah karena ulah saudara-saudara. Jadi secara manusiawi, Yusuf punya banyak alasan untuk membalaskan dendamnya kepada semua saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat.

Tapi apa yang dilakukan Yusuf? Pada waktu bertemu dengan saudara-saudaranya, Yusuf sama sekali tidak berbicara tentang masa lalu yang menyedihkan, Yusuf tidak menceritakan perasaan hatinya yang hancur pada saat itu dan Yusuf juga tidak berbicara tentang niatnya untuk membalaskan kejahatan saudaranya.

Pada waktu ayahnya meninggal, semua saudara-saudara Yusuf sangat ketakutan. Sampai mereka membuat siasat untuk mengakali Yusuf. Tetapi apa jawab Yusuf kepada saudara-saudaranya? "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya." (Kej 50:19-21).

Luar biasa! Ini adalah satu pernyataan kemenangan Yusuf sebagai hamba Allah. Ini adalah teladan yang luar biasa dari Yusuf untuk kita dan harus kita tiru.

Yusuf mengampuni saudaranya bukan hanya dalam perkataan, tapi juga dalam perbuatannya. Yusuf menghibur dan menenangkan hati mereka.

Saudara, apa yang memotivasi Yusuf sehingga dia bisa memberikan yang terbaik dalah setiap pekerjaan dan juga bisa mengampuni setiap orang yang membuatnya menderita? Jawabnya hanya satu yaitu: "ADANYA PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG KEBERADAAN DIRINYA DI DALAM RENCANA ALLAH".

Hal inilah yang telah memampukan dirinya berkata kepada saudara-saudaranya: "Bukan kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Tuhan Allah.... memang kamu telah mereka-rekakan perkara jahat, tetapi Tuhan telah merekanya untuk kebaikan (Kej 45:8-9; 50:20).

Saudara, jika engkau ingin hidup benar, belajar mengasihi Allah dengan benar, belajar mengasihi setiap orang dengan benar, belajar mengampuni dengan bener, mala engkau harus memiliki pemahaman yang benar akan keberadaan mu di dalam rencana Allah. Hal ini tidak bisa ditawar-tawar. hal ini mutlak!

Keberadaan kita di dalam rencana Allah dan keberadaan Allah di dalam rencana kita adalah dua dua hal yang berbeda. Karena itu perhatikanlah keberadaan hidupmu.

Jika engkau memiliki pemahaman tentang "KEBERADAANMU DI DALAM RENCANA ALLAH", maka engkau akan menggunakan hidupmu untuk mewujudkan rencana-rencana Allah di dunia ini.

Jika engkau memiliki pemahaman tentang "KEBERADAAN ALLAH DI DALAM RENCANAMU", maka engkau akan menggunakan hidupmu untuk mewujudkan rencana-rencanamu di dunia ini dan meminta Allah hanya menjadi penonton bahkan menjadi pembantumu.

Jika ada orang, sulit mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya, hal itu disebabkan karena, adanya pemahaman yang salah akan keberadaannya di dunia ini.

Berjuanglah dan nikmati semua kebaikan Tuhan Allah di dalam pengampunan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati.

Tuesday 15 June 2010

Pengkhotbah: Ingatlah Penciptamu


Hidup ini, ada awal, tentulah ada akhir. Tidak seorang pun manusia yang bisa menolak akhir hidup ini!
Dame t. Baringbing


Satu waktu, tepat pada saat baru selesai acara wisuda di salah satu universitas terkenal, seorang Dosen bertemu dengan seorang mahasiswa yang mendapatkan gelar Magna Cum Laude di bidang hukum Tata Negara.

Kemudian sang Dosen setelah menyampaikan ucapan selamat atas prestasi yang luar biasa tersebut, kemudian ia bertanya: "Setelah lulus dengan gelar yang menakjubkan, apa yang akan anda lakukan di kemudian hari?" Lalu dengan mantap mahasiswa tersebut menjawab pertanyaan itu: "Saya akan melamar di lembaga pemerintahan dan akan terus belajar untuk mendapatkan prestasi yang baik di negara ini." Mendengar jawaban itu, sang Dosen berkata: "Bagus sekali niat itu."

Kemudian pertanyaan kembali diajukan: "Setelah kamu mendapatkan jabatan di pemerintahan, kemudian juga mendapatkan prestasi yang memuaskan, hal apa lagi yang akan kamu lakukan?" Mahasiswa tersebut kembali menjawab pertanyaan kedua tersebut. "Saya akan membeli rumah, mobil dan belajar untuk menabung semua pendapatan bulanan untuk masa depan saya." Mendengar jawaban itu, sang Dosen kembali berkata: "Bagus sekali niat itu."

Kemudian pertanyaan ketiga diajukan lagi kepada mahasiswa tersebut. "Setelah kamu mendapatkan rumah, mobil, dan punya uang tabungan di Bank, apa lagi yang akan kamu perbuat?" Mahasiswa itu menjawab lagi: "Setelah semua itu saya dapatkan, maka saya akan menikah dengan orang wanita yang aku cintai dan yang mencintaiku. Saya akan membangun rumah tangga yang bahagia dan saya akan mencukupkan semua kebutuhan keluarga saya." Mendengar jawaban itu, sang Dosen pun masih mengatakan hal yang sama: "Bagus sekali niat itu."

Pertanyaan keempat diberikan lagi kepada Mahasiswa itu. "Setelah kamu memiliki keluarga yang bahagia, apa lagi yang akan kamu lakukan?" Kemudian Mahasiswa tersebut menjawab: "Saya akan menikmati hari tua dan pensiun saya dengan keluarga yang saya cintai."

Lalu pertanyaan kelima, diajukan kembali kepadanya: "Setelah semua itu, apa lagi yang akan terjadi di dalam hidupmu?" sejenak Mahasiswa itu terdiam, kemudian dia memberi jawaban: "Aku berharap, aku meninggalkan semua keluargaku dengan hidup yang bahagia, serba berkecukupan."

Kemudian sang Dosen tersebut melanjutkan pembicaraan tersebut dengan satu pertanyaan baru lagi. "Apakah hanya itu saja yang akan kamu lakukan untuk mengisi masa depanmu yang indah itu?" Mahasiswa tersebut terdiam dan mencoba untuk memahami pertanyaan sang Dosen. Kemudian Mahasiswa itu kembali bertanya: "Apakah ada sesuatu yang lebih penting atau terpenting di dalam hidup ini yang telah terlewatkan oleh saya?" Kemudian sang Dosen menjawab dengan lembut dan penuh kasih: "Ya, ada satu lagi yang anda lupakan untuk mengisi hidup anda. Yang anda lupakan itu adalah bagian yang terpenting dari hidup ini, bahkan semua hidup manusia di bumi ini. Apakah itu? Yaitu memuliakan Tuhan Allah yang telah menciptakanmu dan yang telah mengasihimu melalui Yesus Kristus, Putra tunggal-Nya. Ingatlah, jangan pernah melupakan akan keberadaan-Nya di dalam hidupmu hanya karena keberadaan dunia yang telah memikatmu. Tidak ada artinya keberhasilan yang telah anda raih di dunia ini, jika anda melupakan Tuhan Allah di dalam hidupmu".

Saudaraku, apa tujuan hidupmu? Bagaimana anda memberi makna terhadap masa depanmu? Adakah tempat yang akan anda sediakan untuk Tuhan Allah pada masa depanmu?


Pikirkanlah itu.

Maju terus, raihlah cita-citamu!

Thursday 29 April 2010

Pertemuan yang Menyesakkan

Yesus Kristus pernah berkata demikian: "Barangsiapa yang mau mengikut Aku, dia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari."

Sperti kebiasaan yang sudah-sudah, Yesus biasanya, tiap setahun sekali, datang ke dunia...berkunjung menikmati taman di tengah kota Italia...ya...itu adalah salah satu taman kota yang terbaik di dunia ini.

Kemudian, pada satu saat, ada orang yang mengaku kenal baik dengan Yesus. Begitu dia melihat Yesus, dia langsung memanggil dengan suara yang keras sambil melambai-lambaikan tangannya.

tapi Yesus hanya melihatnya dan diam saja.

Kemudian orang tua itu tidak kehabisan akal, karna pikirnya, "mungkin Yesus kurang mendengar suaranya".

Lalu dia mengejar Yesus dengan sangat. Tidak berapa lama, mereka pun terlibat dalam pembicaraan yang seru, khususnya bagi dia, si orang tua tersebut.

Orangtua: "Yesus, apa kabar?"

Yesus: "hai, kabar saya baik. anda?"

Orangtua: "Oh....hehehe....kabar saya baik sekali...dan tentunya...hari sangat luar biasa bagiku,
karna aku bisa bertemu Yesus di sini"

Yesus: "Oya, memangnya ada apa? Apa yang bisa saya perbuat untukmu?"

Orangtua: "Yesus, ini aku, ini aku murid-Mu, Engkau mengenal aku khan?"

Yesus (sambil terheran): "Kamu? Kamu murid-Ku? Yang mana? Knapa Aku tidak mengenalmu, kalau kamu adalah salah satu murid-Ku?"

Orangtua: "Yesus? Ini aku murid-Mu, masakan Engkau tidak mengenal aku? Aku yang selalu
memberitakan nama-Mu kepada setiap orang. Mana mungkin kamu tidak mengenal aku."

Yesus: "Saudara, Aku selalu mengenal semua murid-Ku. Di mana pun dan kapan pun, Aku pasti
mengenal mereka. Karna setiap orang yang menjadi muridku, memiliki ciri, karakter yang sangat Aku kenal. Tapi kamu? Aku tidak melihat ciri dan karakter itu di dalam hidupmu. Bagaimana mungkin engkau salah satu dari murid-Ku? Maafkan Aku, engkau boleh mengaku Aku Guru dan murid-Ku, tapi aku tidak bisa memanggilmu murid, karna tidak setiap orang yang memanggil Aku Guru, langsung menjadi murid-Ku. Setiap murid-Ku sangat bisa dikenali, karna mereka akan memiliki ciri dan karakter sperti-Ku"

Mendengar hal itu, orangtua tersebut langsung marah dan dia tidak terima atas perlakuan Yesus kepadanya.

Saudara, terkadang kita merasa sudah mengenal Yesus dan bangga mengaku Dia itu sebagai Tuhan kita, Juruslamat kita, Pemimpin dalam hidup kita. Tapi sebenarnya, yang terjadi adalah, kita merasa sombong atas keselamatan itu, seakan-akan Yesus yang perlu kita, bukan kita yang perlu Yesus.

Kita merasa hidup ini milik kita, bukan milik Yesus, sehingga kita mengisi hidup ini dengan semua ide-ide kita sendiri, bahkan ide-ide yang jahat pun ada di dalam kepala kita, betapa luar biasanya kita.

Pesan yang bisa diambil dari cerita di atas adalah: "HATI-HATI, JIKA KITA MENGAKU BAHWA KITA ADALAH ORANG KRISTEN, PENGIKUT YESUS, BERARTI HIDUP KITA HARUS SEPERTI YESUS KRISTUS. HIDUP YANG BUKAN HANYA DI MULUT, TAPI JUGA DI DALAM SEGALA HAL, PIKIRAN DAN TINGKAH LAKU."

Tuhan Yesus memberkati


Ev. Dame tB

Thursday 11 March 2010

Belajar Menjadi Teladan

"Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu."
Filipi 3:17

Di mana pun dan kapan pun, saya percaya bahwa setiap orang pasti memerlukan keteladanan. Di dalam keluarga, lingkungan kerja, tempat bermain, bahkan di sekolah. Itu artinya bahwa keteladanan itu sangat diperlukan. Singkatnya, selama manusia ini masih berkembang, melahirkan generasi-generasi baru, keteladanan itu tidak akan pernah dan tidak boleh hilang. Karena yang muda harus belajar dari yang tua, yang Junior harus belajar dari Senior. Senang atau tidak, setiap orang harus belajar untuk mencari teladan yang bisa dijadikan panutan hidup.

Dalam materi kali ini, saya ingin mengajak semua pembaca untuk memahami tentang pentingnya keteladanan.

Di dalam lingkungan berjemaat atau bergereja, keteladanan sangat diperlukan. Tidak ada yang bisa berkata; "bahwa dia tidak tidak perlu teladan". Jika ada orang yang berani berkata demikian, maka celakalah yang akan diterima orang seperti itu.

Dalam surat Filipi 3:17 - 4:1, Rasul Paulus menuliskan dengan tegas kepada semua jemaat Filipi atau para pembaca surat-nya, untuk mengikuti teladan yang telah diberikan Rasul Paulus di dalam hidupnya.

Rasul Paulus meminta jemaat Filipi untuk berdiri teguh di dalam Tuhan, karena sikap ini sangat penting dalam menghadapi tantangan yang ada di sana.

Memang, saya juga melihat bahwa apa yang dimintakan oleh Rasul Paulus tersebut bukanlah permintaan yang berlebihan kepada jemaat. Saya juga sebagai hamba Tuhan sangat mengharapkan kepada semua jemaat bahkan kepada semua orang yang mengaku pengikut Yesus Kristus untuk berdiri teguh di dalam Tuhan.

Iman dan pengetahuan tentang firman-Nya yang kita miliki harus dipraktekkan di dalam kehidupan tanpa terkecuali, di mana pun dan kapan pun. Pastinya, tidak ada tempat bagi pengikut Yesus Kristus untuk tidak melakukan firman-Nya.

Kegunaan dari semua itu adalah untuk membangun keyakinan iman yang kokoh di dalam diri sendiri. Iman dan pengetahuan tentang firman-Nya tidak bisa dilepaskan dari praktek hidup orang percaya/pengikut Yesus Kristus. Hal ini juga yang dijelaskan dan ditekankan oleh Rasul Yakobus di dalam suratnya: "Setiap orang yang berani mengaku pengikut Yesus Kristus, dia harus membuktikan imannya di dalam perbuatannya. Karena iman tanpa perbuatan adalah mati." Saya menambahkan; "Jika dia berani mengaku pengikut Yesus Kristus, tetapi tidak mau membuktikan imannya di dalam perbuatannya, janganlah dia mengaku Kristen." Karena hal ini hanya akan membuatnya menjadi batu sandungan, bukan menjadi berkat.

Di dalam Filipi 3:17 - 4:1 ini, saya melihat ada dua hal yang menjadi alasan bagi Rasul Paulus untuk meminta jemaat Filipi mengikuti teladannya. Yaitu:
1. Ay 18-19: Banyak orang yang hidup sebagai SETERU SALIB KRISTUS. Ciri orang-orang yang menjadi seteru salib Kristus sangat jelas dituliskan olehnya, yaitu: Tuhan mereka ialah perut mereka sendiri. Kemuliaan mereka ialah aib mereka sendiri. Pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Saya mencoba untuk memikirkan lebih dalam lagi tentang orang-orang yang menjadi seteru salib Kristus ini dan saya menemukan jawabannya, bahwa bukan hanya orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus saja yang bisa menjadi seteru salib Kristus, tetapi juga orang yang mengaku percaya kepada-Nya. Bagaimana mungkin?

Jika orang yang hidup di luar Yesus Kristus sudah tentulah bukan pengikut Kristus, dan orang-orang seperti ini pastilah tidak akan menjadikan Yesus Kristus sebagai sumber hidup, jamiman hidup, pedoman hidup dan lain sebaginya. Mereka akan hidup sesuai dengan pengetahuan yang di dalam pikiran dan hati mereka.

Tetapi, bagaimana dengan orang Kristen? Kata Kristen artinya pengikut Kristus. Jika dikatakan pengikut, maka semua tingkah laku hidupnya harus mengikuti arahan dari Yesus Kristus. Bagaimana jika ternyata tidak? Apakah masih layak disebut dan menyebut dirinya Kristen?

Banyak orang yang mengaku Kristen, tetapi hidupnya tidak mengikuti Kristus. Dalam hal ini, saya tidak sedang menghakimi, tetapi inilah bukti nyata yang ada di dunia ini. Banyak hidup orang Kristen tidak ubahnya seperti mereka yang bukan Kristen. Apakah anda melihatnya? Mengaku Kristen, tetapi betah di dalam dosa: hidup di dalam perzinahan, korupsi, suap, kemalasan dalam membaca firman, tidak mau bersekutu bersama saudara seiman, tidak mau bersaksi tentang Yesus Kristus kepada orang lain. Mungkin ada banyak lagi yang bisa anda temukan di dalam lingkungan Kristen anda. Bagi saya pribadi, orang-orang seperti itu adalah seteru salib Kristus dan satu-satunya jalan keluar yang benar bagi mereka adalah BERTOBAT! Karena orang-orang seperti itu, jika tidak bertobat maka akan menjadi penghancur pelayanan gereja. Mereka adalah alat Iblis untuk melemahkan pelayanan gereja, menjadikan hilangnya kekudusan di dalam gereja. Akibatnya adalah, jika kekudusan sudah hilang dari pelayanan gereja, maka semua aktivitas yang dilakukan akan menjadi rutinitas yang tidak memiliki kuasa untuk mengubahkan orang lain. Sia-sialah semuanya dilakukan.

2. Ay 20-21: Kewargaan kita adalah di dalam sorga. Memang kita hidup di dunia ini, tapi sekarang kita bukan lagi orang-orang dunia, tetapi orang-orang perantau yang akan kembali ke sorga. Jika kewargaan kita adalah di dalam sorga, maka sudah semestinya harus ada perbedaan gaya hidup dengan orang-orang yang kewargaan-nya adalah di dalam dunia.

Ciri orang yang kewargaannya adalah di dalam sorga adalah: Tuhan mereka ialah Tuhan Yesus Kristus, bukan perut mereka. Kemuliaan mereka ialah kemuliaan yang datangnya dari Tuhan Yesus Kristus, bukan aib mereka. Pikiran mereka semata-mata tertuju perkara-perkara sorgawi, bukan kepada perkara duniawi. Beda bukan?

Saya berpikir, jika semua orang Kristen menyadari hal ini dan hidup dengan sungguh-sungguh di dalam firman-Nya, alangkah indahnya bukan? Saya percaya anda pun setuju dengan pemikiran saya.

Berikud ini, ada beberapa teladan yang telah diberikan Rasul Paulus kepada jemaat Filipi dan kepada semua orang percaya di dunia ini:
- Ada sukacita yang terus terlihat nyata di dalam kesaksian hidupnya (1:3-4). Meski pun
hidupnya penuh dengan tantangan yang tidak menyenangkan, tetapi dia tetap merasakan
sukacita yang luar biasa.
- Doa-doanya untuk jemaat (khususnya) dan semua orang percaya pada umumnya
(1:9-11,27-30).
- Tetap berpikiran positif (1:12-26).
- Keteguhan hati dalam mengikut Tuhan (1:21-22, 3:7-16).
- Keteguhan hati tentang Allah yang hidup sanggup memelihara hidupnya dan setiap orang
percaya lainnya (4:13,19).

Sebagai seorang hamba Tuhan, saya mengajak kita semua untuk belajar menjadi teladan bagi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Kepada kita sudah diberikan firman Tuhan itu, karena itu, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk berkata: "saya tidak tahu harus melakukan apa untuk menjadi teladan."

Saya diselamatkan oleh-Nya, dipanggil oleh-Nya untuk menjadi teladan, menjadi garam dan terang, demikian juga anda. Anda diselamatkan, anda dipanggil oleh-Nya untuk menjadi teladan. Mari kita melakukannya sampai Dia datang memanggil kita untuk kembali ke rumah yang telah disediakan-Nya bagi kita di sorga.

Tuhan Yesus memberkati.

Monday 1 March 2010

Mengisi Masa depan


Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
Yakobus 4:13-15

Masa depan adalah masa yang ada di depan, mungkin itu masa yang jauh, tetapi mungkin juga itu masa yang dekat dengan saat ini. Yang pasti, masa depan itu adalah masa yang akan datang.

Jika anda mencintai masa depan, hendaknya anda juga sudah memikirkan masa sekarang dan mengisinya dengan perkara-perkara yang baik, yang akan membawa dan menuntun anda di jalan dan tangga menuju cita-cita.

jauhkan semua hal yang tidak mendukung keberhasilan, tetapi carilah perkara-perkara yang mempercepat anda menuju keberhasilan.

Jangan sungkan untuk berkata "tidak" kepada hal-hal yang menggoda anda untuk tidak fokus kepada masa depan.

Kumpulkan semua semangat untuk menolong dan mendorong anda guna meraih keberhasilan, karena jalan anda tentulah tidak mudah. Akan banyak sekali kerikil yang akan menghalangi anda. Tetapi harapan saya, anda bisa melihat dan menggunakan kerikil itu menjadi batu loncatan untuk semakin cepat melaju.

Ingatlah satu hal lagi, jangan pernah melupakan Tuhanmu di dalam perjalanan menuju keberhasilan, karena Tuhan mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi di masa depan. karena itu, anda dan saya perlu hikmat-Nya.

Kemudian, tetaplah menjalin hubungan dengan orang lain, karena tidak akan pernah ada keberhasilan yang akan anda raih sendiri. Anda perlu orang lain untuk mendukung dan menghadirkan moment-moment yang penting dan bernilai untuk kelancaran dalam meraih keberhasilan.

Hargailah setiap waktu saat ini, karena jika anda menghargainya, maka hari esok akan lebih baik lagi untuk menghantarkan anda menuju cita-cita di masa depan.

Tidak akan ada masa depan yang indah, tanpa perkara-perkara yang indah anda lakukan untuk mengisi hari ini. Karena hari demi hari memiliki rantai yang tidak terlihat, tetapi sangat kuat dan saling mengisi. Itulah yang menjadi rantai perjalanan anda.

maju terus, ingatlah selalu, bahwa di depan sana, ada masa depan yang indah dan berharga. Hanya orang-orang yang mau berjuang untuk mendapatkannyalah yang akan menikmatinya.

Lihatlah, masa depanmu yang indah sudah menunggumu!
Best of Luck

Friday 29 January 2010

Belajar dari Pengkhotbah


Penghkotbah berkata: "Segala sesuatu ada waktunya...."

Salam sejahtera untuk semua saudaraku yang sedang membaca tulisan ini. Saya percaya, bahwa saudara semua sedang mengalami satu pencerahan demi pencerahan dalam menapaki masa demi masa yang sedang menghantarkan saudara menuju keyajaan.

Saudara, melalui materi ini, saya ingin mengajak saudara semua untuk memikirkan tentang betapa berharganya hidup ini.

Sang Pencipta sudah memberikan kepada hidup yang sungguh berharga kepada kita, dan di dalam anugrah-Nya juga, kita telah diberi keleluasaan untuk menikmati hidup dengan bebas. Kita diberi keleluasaan untuk menggunakan atau mengisinya dengan apa saja sesuai dengan keinginan kita. Hampir bisa dikatakan, bahwa hidup itu adalah milik saudara.

Tapi tahukah saudara? Bahwa hidup itu ada batasnya? Memang, waktu yang menjadi ruang/tempat kita hidup itu tidak pernah berhenti, waktu itu tidak pernah akan meninggalkan kita, tetapi kitalah yang akan berhenti. Kitalah yang akan meninggalkan waktu itu. Hidup kita ini tidak kekal. Dan tidak ada satu orang pun di dunia ini yang memiliki hidup kekal, semuanya akan berakhir. Dan yang menjadi menarik dalam hal ini adalah, kita tidak tahu, kapan hidup kita diambil dari waktu itu. Karena kita tidak diberitahu tentang saat-saat itu.

Karena itu saudaraku, marilah kita mencoba untuk mempelajari apa arti hidup ini. Marilah kita mempelajari tentang bagaimana cara hidup yang benar. Marilah kita mempelajari tentang tujuan hidup yang diberikan Sang Kuasa kepada kita. Saya percaya, kita membuka mata dan hati kita untuk mempelajari semuanya itu, maka kita tidak akan tersandung dengan kerikil-kerikil yang ada di jalan hidup kita. Sebaliknya, kita akan menjadi orang-orang yang bijak yang bisa dan tahu bagaimana menghargai waktu yang diberikan Sang Kuasa kepada kita.

Hidup ini berharga dan sangat berharga! Hidup ini mahal dan sangat mahal. Itu sebabnya mengapa hidup ini tidak bisa dibeli dengan uang. Meski pun di dalam hidup ini saudara sibuk mencari uang, tetapi uang yang saudara dapatkan tidak bisa sama sekali membeli hidup saudara atau pun hidup orang lain.

Meski pun di dalam hidup ini banyak uang, emas, perak, permata, bahkan berlian, tetapi pahamilah, bahwa hidup itu lebih berharga dari uang, emas, perah, bahkan berlian.

Hidup yang berharga itu bukan karena apa yang kita punya, bukan karena apa yang kita lepas, tetapi karena apa yang sudah kita lakukan untuk membangun diri kita sendiri dan orang lain.

Hidup kita bukan milik kita, tetapi milik Sang Kuasa, itu sebabnya Dia juga berkuasa mengambilnya dari kita. Tugas kita saat ini hanyalah menikmatinya dan mengisinya. Karena itu, nikmatilah hidup ini dengan bijak, sehingga kenikmatan-kenikmatan yang saudara nikmati tidak sampai memikat hati saudara dan membutakan saudara untuk mengisi hidup ini dengan benar. Kemudian isilah hidup ini juga dengan benar, karena hanya hidup yang benarlah yang memberikan nilai yang tinggi dalam hidup saudara.

Buku Agung berkata: "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan."

Saudaraku, untuk membuat hidup ini menjadi berharga, kita perlu pengetahuan yang tinggi dan sempurna. Kita perlu hikmat yang luar biasa. Semuanya itu hanya bisa didapatkan jika kita belajar untuk mengenal dan takut akan TUHAN Sang pemilik hidup.

Marilah, kita berjuang untuk mendapatkan pengetahuan serta hikmat yang sempurna itu. Niscaya itu semua akan menuntun kita untuk mendapatkan hidup yang bernilai!

Salam!
Dame tB.

Wednesday 27 January 2010

Belajar Dari Ezra


"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel."

Syalom saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Saya sangat bersyukur sekali, jika tulisan-tulisan saya dalam blog ini bisa memberkati saudara-saudari secara pribadi. Karena itu, saya akan berusaha untuk tetap setia menuliskan pengajaran-pengajaran yang bersumber dari firman Tuhan kepada saudara-saudari semua.

Terpujilah Tuhan kita, amin!

Saat saya akan mencoba mengajak saudara-saudari untuk memahami dengan benar, tetang bagaimana seharusnya sikap kita terhadap firman Tuhan yang dipercayakan kepada kita semua.

Banyak orang berani berkata kepada saya; "kalau mereka mempunyai kerinduan untuk melayani Tuhan..." Terus terang, bagi saya pribadi, kerinduan seperti itu sangatlah baik, dan saya sudah pasti akan mendukung orang yang memiliki kerinduan sperti itu.

Tetapi setelah memahami situasinya, saya mulai menyayangkan keberadaan sebagian dari mereka. Mengapa? Karena, ternyata ada orang-orang yang merasa tidak memerlukan pemahaman yang benar akan firman Tuhan dalam melayani Tuhan. Ikut kegiatan di gereja...bahkan aktif luar biasa....seakan-akan dialah pendetanya. Tetapi jika diminta untuk meluangkan waktu untuk membaca firman, terlalu banyak alasannya untuk menolak. inilah...itulah....segala macam alasan. Malahan..bagi sebagian orang, cukup mendengar pengajaran dari pendeta yang berkhotbah di kebaktian Minggu...

Terus terang, bagi saya sebagai seorang Hamba Tuhan, sangat menyayangkan keputusan mereka itu.

Saya tidak tahu, apakah mereka lupa, atau tidak tahu, atau sengaja mau tidak mau tahu tentang peranan firman Tuhan di dalam hidupnya.

Tetapi yang pasti, banyak orang tidak mau membaca firman Tuhan, karena mereka tidak mau dikoreksi oleh Tuhan. Banyak orang rindu melayani Tuhan, tetapi juga tetap ingin menggunakan pakaian manusia lama (hidup yang gemar dan cinta terhadap dosa).

Bagaimana denganmu saudara-saudariku? Apa sikap dan keputusanmu terhadap situasi tersebut?

Dari ilustrasi itu, saya mau mengajak saudara untuk memahami keputusan Ezra sebagai responnya terhadap firman Tuhan.

Di dalam tekadnya, Ezra memutuskan akan melakukan tiga perkara di dalam hidupnya, sebagai sikapnya terhadap kebaikan Tuhan.

1. Meneliti Taurat TUHAN
Di sini jelas dikatakan, bahwa dia akan melakukan penelitian terhadap Taurat TUHAN. Saudara, melakukan satu penelitian bukanlah proses yang mudah, sederhana, dan singkat. Tetapi memerlukan waktu, tenaga, ketekukan, kesetiaan sampai mendapatkan keberhasilan. Paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: MEMBACA dan MEMPELAJARInya.

Membaca artinya di sini adalah: Memasukkan berbagai informasi baru yang berkenaan dengan firman Tuhan ke dalam otak/pikiran. Hal ini sangat penting untuk dilakukan. Bahkan saya berani berkata bahwa, membaca adalah tindakan dasar dari belajar. Jika seseorang tidak mau membaca, maka dia tidak akan pernah bisa belajar. dan hal ini berlaku untuk segala hal di dalam hidup ini. Jadi, saya sangat percaya, bahwa Ezra akan melakukan hal ini sebagai tindakan pertamanya.

Mempelajari artinya di sini adalah: Mengolah/memikirkan/merenungkan semua informasi baru yang telah diterimanya dari membaca firman Tuhan. Dan sudah barang tentu, Ezra akan melakukan hal ini sampai dia mendapatkan makna yang benar dari Taurat TUHAN tersebut.

Satu hal yang kita harus ingat, bahwa mempelajari firman Tuhan, berbeda dengan mempelajari materi/pelajaran lainnya. Jika mempelajari pelajaran/materi lainnya, saudara-saudari cukup mengikuti rumusnya, sampai menemukan jawabannya. Tapi, jika mempelajari firman Tuhan, kita tidak boleh lepas dari peranan ROH KUDUS. ROH KUDUS adalah sumber pencerahan bagi kita yang rindu melakukan penelitian tentang firman Tuhan.

Meski pun pada waktu itu belum dituliskan tentang ROH KUDUS, tetapi saya percaya ROH KUDUS bekerja menolong Ezra untuk memahami KEBENARAN firman-Nya melalui Taurat-Nya.

2. Melakukan Taurat TUHAN di dalam hidupnya
Ezra hidup di antara orang ISrael. Kita semua tahu, bahwa Israel juga dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk atau bangsa yang bebal. Bangsa yang tidak bisa setia terhadap Tuhan yang telah memelihara hidup mereka.

Ezra sangat memahami hal itu. Selain karena alasan pribadinya (kecintaannya terhadap TUHAN), kehidupan bangsa Israel juga menjadi salah satu alasan baginya untuk melakukan firman Tuhan tersebut. Tujuannya adalah untuk menjaga kemurnian hidupnya sebagai hamba Tuhan dan juga untuk menjadi teladan yang benar bagi bangsa Israel. Sehingga orang Israel mengerti bagaimaca cara yang benar untuk hidup sebagi umat Tuhan.

Selain itu juga, menurut pemahaman saya, melalukan firman Tuhan juga adalah cara yang benar untuk melatih hidup di dalam iman yang benar. Camkanlah ini: "Kita tidak akan pernah bersyukur dengan benar, jika kita tidak melakukan firman Tuhan dengan benar. Kita tidak akan melihat Tuhan dengan benar, jika kita tidak melakukan firman dengan benar. Kita tidak akan bertumbuh dengan benar, jika kita tidak melakukan firman dengan benar." Karena itu, setiap orang yang berani mengaku percaya kepada-Nya, haruslah juga berani melakukan firman-Nya di dalam hidupnya sehari-hari.

3. Mengajarkan Taurat TUHAN kepada bangsanya
Ezra tahu, bahwa Taurat yang Tuhan berikan bagi bangsa Israel, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk bangsanya juga. Karena itu, Ezra, di dalam kasihnya kepada Tuhan dan bangsanya, mengambil keputusan untuk mengajarkan semua kebenaran Taurat TUHAN kepada Israel.

Dengan mengajarkan Taurat TUHAN, bangsa Israel akan bisa dibangun kembali untuk bangkit dan memuliakan Tuhan.

Demikian juga dengan setiap kita, yang mengaku percaya dan mengasihi-Nya. Selain kita dipanggil untuk mempelajari dan melakukannya di dalam hidup sehari-hari, kita juga dipanggil olehnya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Untuk menjadi pelita bagi orang lain, sehingga orang lain pun bisa melihat kebenaran dan hidup di dalam kebenaran.

Saudara-saudariku, tekad Ezra ini sangat sempurna untuk diteladani oleh setiap kita yang mengaku percaya kepada-Nya.

Percayalah, bahwa jika anda mau melakukan hal tersebut, anda tidak akan pernah menemukan kesia-siaan di dalamnya. Tetapi anda akan menemukan kebenaran demi kebenaran yang akan membawa hidup anda ke dalam kebenaran-Nya.

Jika saudara sebagai suami (kepala keluarga) merindukan Istri dan anak-anak anda hidup benar di dalam Dia, maka pelajarilah firman-Nya, lakukanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu. Maka engkau akan melihat kebenaran Tuhan nyata di dalam keluargamu.

Jika saudari sebagai istri (ibu rumah tangga) merindukan suami dan anak-anak anda hidup benar di dalam Dia, maka pelajarilah firman-Nya, lakukanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu. Maka engkau akan melihat kebenaran Tuhan nyata di dalam keluargamu.

Jika saudara-saudari sebagai anak merindukan orangtuamu hidup benar di dalam Dia, maka, pelajarilah firman-Nya, lakukanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu. Maka engkau akan melihat kebenaran Tuhan nyata di dalam keluargamu.

Tuhan Yesus memberkati.