Sunday 6 December 2009

Memahami tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus

"Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka"


Syalom saudara seiman di dalam Tuhan Yesus, Juruslamat kita.

Sebentar lagi, kita akan merayakan hari Natal. Apakah saudara sudah mempersiapkan diri untuk merayakannya?

Hm…..setiap orang punya natal masing-masing, tapi kali ini, Natal yang kita bahas dalam tulisan singkat ini, adalah Natal yang beda dengan natal yang saudara atau orang lain miliki. Mengapa demikian? Karena Natal yang dimiliki oleh Yesus adalah Natal yang kudus, juga lebih daripada itu, Natal Tuhan Yesus Kristus memiliki tujuan khusus untuk semua manusia. Apakah tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia ini?

Melalui berita firman, yang tertulis dari Injil Matius 1:18-21, saya ingin mencoba mengajak saudara-saudari semua untuk mencoba memahami tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

Mari sejenak kita merenungkan pergumulan Yusuf.

Saudaraku, Yusuf mungkin tidak pernah berpikir bahwa keluarganya akan menjadi keluarga penting bagi kaumnya, apalagi menjadi keluarga yang akan dirindukan oleh seluruh umat manusia. Hal ini semakin diperkuat oleh pekerjaannya sebagai tukang kayu. Meskipun tukang kayu memiliki banyak jasa, tetapi tetap saja, profesi sebagai tukang kayu bukanlah hitungan di antara orang-orang penting di setiap masa.

Tetapi apa yang terjadi, Yusuf, yang bergumul tentang masa depan rumah tangganya mendapatkan jawaban yang luar biasa. Jawaban yang tidak pernah dibayangkan seumur hidupnya, bahwa istrinya, Maria, akan melahirkan seorang Anak Kudus, Anak yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

Tentulah jawaban malaikan Tuhan ini adalah jawaban yang gampang untuk didengar, tetapi sebenarnya, sulit untuk dipahami. Tentulah banyak pertanyaan yang muncul tentang anak yang akan lahir tersebut. “Bagaimana bentuk bayi yang akan lahir itu? Bagaimana nanti hidupnya? Bagaimana pula caranya untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka?” Hm…mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagian dari banyaknya pertanyaan yang muncul.

Tetapi sekali lagi saya ingin memberitahukan kepada pembaca semua, seperti apa yang telah dikatakan firman Tuhan kepada kita, bahwa tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dalam dunia ini adalah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Untuk menyelamatkan saudara dan saya dari dosa-dosa. Sehingga dengan demikian, saudara dan saya boleh mendapatkan tempat di dalam kerajaan-Nya kelak.

Ijinkan saya bertanya kepada saudara. Sudahkan saudara menikmati kasih yang menyelamatkan tersebut? Sudahkan saudara memilikinya?

Saudaraku, Tuhan Yesus Kristus sudah memberikan yang terbaik kepada setiap kita. Karena itu, sudah saatnya bagi kita juga untuk memberikan yang terbaik kepada-Nya, yaitu mempersembahkan hidup kita menjadi persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada-Nya.

Biarlahlah, hari demi hari kita lewati dengan adanya PEMBAHARUAN HIDUP yang semakin membuat kita berkenan dan memuliakan Tuhan Allah yang telah menyatakan kasih-Nya kepada kita melalui Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Allah sudah melakukan apa yang menjadi bagian-Nya, kini saatnya bagi kita untuk melakukan semua yang menjadi bagian kita, hari demi hari untuk aktif menyatakan rasa syukur kita kepada-Nya melalui adanya PEMBAHARUAN HIDUP dalam diri setiap kita.

Ingatlah, PEMBAHARUAN HIDUP dalam diri setiap orang, dari manusia lama menjadi manusia baru, dari manusia yang gemar dosa menjadi manusia yang melayani Tuhan dan sesama, juga adalah tujuan dari kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dalam dunia ini.

Apakah saudara rindu untuk menggenapi tujuan dari kedatangan-Nya?

Rayakanlah Natal-Nya, melalui PEMBAHARUAN HIDUP.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Selamat menyambut serta merayakan Natal.

Monday 3 August 2009

Seperti Melayani Tuhan

"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Kolose 3:23

Syalom!
Setiap kita, pasti tahu apa arti dari melayani, dan bagaimana sikap seseorang pada waktu sedang melayani.

Pada waktu kita melayani, posisi kita berada pada posisi seorang pelayan, yang sedang berusaha menyibukkan diri untuk menolong orang lain, sehingga orang lain akan merasa lebih mudah dalam melakukan aktivitasnya.

Pada waktu kita melayani, satu-satunya yang harus kita lakukan adalah perintah atau permintaan dari orang yang sedang kita layani. Selain itu tidak ada lagi. Dan yang harus diingat pada waktu kita melayani adalah, berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik: cepat dan hasilnya sesuai dengan apa yang diminta, bukan sesuai dengan apa yang kita mau. Pelayanan yang cepat, tepat dan sesuai dengan permintaan akan menaikkan nilai diri kita sebagai pelayan di depan orang-orang yang sedang kita layani.

Saudaraku, sebagai orang Kristen, Tuhan mengingatkan kepada kita bahwa kita adalah pelayan-Nya. Kita adalah hamba-Nya. Tugas kita adalah melakukan tugas dari Tuhan, yaitu melayani-Nya melalui orang-orang yang ada di sekeliling kita. Dari anak-anak sampai kepada orang yang sudah lanjut usia.

Saya percaya, kita semua sedang belajar memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka semua. Saya juga percaya, saudara akan menyesal apabila saudara telah gagal memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka, karena saya tahu, saudara pasti telah menaruh mereka semua di dalam hatimu, dan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang berharga dan mulia.

Karena itu saya berharap untuk kita semua, selama kita masih bisa dan dipercayakan untuk melayani, biarlah kita terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara menjauhkan semua pergumulan daging dan pikiran dunia ini. Mengapa? Ya, pergumulan daging dan pikiran dunia ini hanya akan membuat kita tidak bisa melayani dengan baik. Karena daging akan berkata kepada diri kita: "Aku juga punya keingininan, aku juga punya kebutuhan yang harus aku layani. Karena itu, aku tidak punya waktu untuk melayani orang lain." Demikian juga dengan pikiran dunia. Dia akan berkata kepada kita: "Untuk apa aku melayani mereka dengan baik, bukankan mereka bisa melakukannya sendiri? Apa untungnya aku melayani mereka? Tidak ada penghargaan yang aku terima, bahkan tidak jarang, aku yang melakukan, tapi mereka yang dikenal berhasil."

Bagaimana caranya supaya kita bisa menjauhkan dan mengalahkan semua pergumulan daging dan pikiran dunia itu? Hanya ada satu cara untuk itu, yaitu melakukan seperti apa yang dikatakan oleh firman Tuhan kepada kita; "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia".

Dengan menaruh perkataan firman tersebut di dalam pikiran, hati dan hidup kita, saya percaya bahwa kita pasti bisa mempertahankan pelayanan terbaik yang telah kita lakukan, bahkan akan lebih daripada itu. Saya percaya, bahwa saudara akan terus menerus belajar untuk memberikan yang terbaik. Ketidakpuasan akan muncul di dalam hati saudara dan saya dan itu akan menjadi sumber semangat untuk terus berjuang guna menghasilkan yang terbaik untuk Tuhan. Dan itu akan menjadi sumber kebahagiaan dan membuat saudara semakin menikmati sukacita besar dari Tuhan.

Biarlah selama kita melayani di dunia ini, kita tidak lagi memandang wajah manusia. Kita tidak lagi memandang keadaan manusia. Kita tidak lagi memandang apa yang mereka bawa untuk kita. Tetapi biarlah, kita selalu belajar mengarahkan mata, hati dan pikiran kita kepada Tuhan kita. Memang kita sedang melayani manusia, tetapi hidup kita, tetaplah tertuju kepada Tuhan Allah. Dengan demikian, maka pelayanan kita akan tetap terpelihara indah.

Seperti melayani Tuhan!

Kita adalah hamba-Nya. Dan saat ini, kita dipercayakan untuk tinggal di bumi ini untuk menolong orang lain, memudahkan orang lain untuk mengenal Yesus Kristus sebagai Juruslamat manusia. Karena itu, jangan biarkan kesibukan kita membuat kita tidak bisa melayani mereka.

Saya berharap, kita bisa dengan berani memberikan waktu-waktu di tengah kesibukan kita untuk mereka. Seperti Tuhan telah memberikan waktu untuk mereka, maka kita juga tidak punya alasan untuk berkata sibuk kepada mereka.

Kita adalah hamba Tuhan, karena itu kita dipanggil untuk melayani-Nya. Jika kita rindu melayani-Nya, maka izinkanlah kerinduan itu menjadi semangat dalam melayani mereka.
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Selamat melayani dan buatlah Tuhan Yesus tersenyum atas pelayanan kita.
Amin.

Tuhan Yesus memberkati

Wednesday 29 July 2009

Berjalan di dalam Iman


"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus."
Filipi 4:19

Dunia dan pergumulan-nya, sering sekali telah menguasai hati dan pikiran kita, sehingga kekhawatiran yang seharusnya tidak perlu ada di dalam hidup kita, bisa menjadi ada.

Memang menurut saya, secara manusia kita wajar khawatir, Setiap manusia pasti pernah merasakan hal ini. Karena kita tidak mengetahui hal-hal yang akan terjadi selanjutnya.

Tapi pernahkah saudara sadari bahwa, pada waktu pergumulan dunia dan sifat khawatir itu muncul, maka ketakutanlah yang menjadi upahnya? Ya, ketakutanlah yang menjadi upahnya!

Wajar kah kita takut? Menurut saya, ini pun masih wajar. Tetapi hal ini akan menjadi tidak wajar, jika ketakutan itu menguasai hati dan pikiran saudara.

Di dalam hidup ini, yang paling ditakutkan oleh manusia adalah: "LAPAR". Semua orang mencari kerja hanya untuk makan, dan sisanya akan dipakai untuk pemeliharaan yang lainnya, dan jika pun ada lebihnya, barulah akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan yang termasuk hiburan.

Karena tidak mau lapar, semua orang akan melakukan segala usaha untuk bisa makan. Mulai dari perkara kecil sampai kepada perkara besar. Mulai dari perkara yang benar sampai kepada perkara yang tidak benar. Semuanya diusahakan manusia. Apakah itu DOSA? Jika saudara sedang berusaha untuk mencukupi hidupmu, itu bukan dosa. Tetapi jika usaha itu sampai membawa anda untuk melakukan hal-hal yang tidak benar, itulah DOSA.

Di dalam pikiran manusia, semua orang harus bekerja baru bisa makan. Dan ini benar, karena Alkitab juga berkata demikian.

Jika demikian, di manakah peranan Tuhan Allah dalam pemenuhan segala kebutuhan hidup kita ini? Saudaraku, pertanyaan ini bukanlah hal yang gampang untuk dijawab dan jika pun ada jawabannya, tidak semua orang akan menerimanya. Itu sebabnya saya membuat judul tulisan ini: "Berjalan di dalam Iman."

Saya melihat, bahwa dalam pemenuhan kebutuhan hidup itu ternyata bukan mutlak (100%) dari usaha manusia. Tetapi di sana juga ada campur tangan Tuhan Allah. Dan ingatlah, bahwa campur tangan Tuhan Allah itu ada di depan, bukan di belakang. Artinya kita tinggal memetiknya. Saudaraku, dengan kata lain saya mau berkata bahwa Tuhan Allah sudah menyediakan untuk saudara dan saya.

Pernahkan saudara memperhatikan, ada orang yang lebih berat kerjanya dari saudara, tetapi hanya bisa membawa hasil sedikit? Ada orang yang lebih lama jam kerjanya, pulang larut malam, bahkan subuh, tetapi juga hanya membawa hasil sedikit? Tetapi ada yang kerjanya ringan, tidak memakan waktu terlalu banyak, sepertinya bisa membawa hasil yang banyak? Jika saudara bertanya kepada saya mengapa? Saya juga akan bingung. Karena perkara itu ada di luar kemampuan saya berpikir.

Tapi satu hal yang ingin saya percayai dan bagikan kepada saudara. Dan hal ini telah menjadi bagian hidup saya, bahwa benarlah "Tuhan telah dan masih akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemulian-Nya."

Bagaimana cara melihatnya? Hal ini tidak gampang, tetapi bisa dilakukan. Yaitu: dengan belajar berserah kepada kuasa Tuhan Allah (rendahkan hati), belajar bersyukur atas semua berkatnya yang bisa kita dapatkan untuk satu hari ini, kemudian belajar bertanggungjawab untuk menggunakan berkat-Nya.

Jika orangtua saudara tahu dan bisa mencukupi segala kebutuhan kita di masa kecil, masakan kita juga tidak bisa percaya, bahwa Tuhan Allah bisa melakukan hal-hal yang telah dilakukan oleh mereka? Saya berkata, Dia akan melakukan lebih lagi! Jika pemenuhan kebutuhan yang telah dilakukan oleh orangtua kita bisa membawa kita kepada perasaan senang dan mungkin bahagia, maka saya berkata, bahwa pemenuhan yang dilakukan oleh Tuhan Allah akan mendatangkan damai sejahtera dan sukacita!

Saudaraku, meskipun sulit, saya ingin mengajak saudara untuk menyadari bahwa segala sesuatu yang saudara bisa bawa pulang dari pekerjaan benar saudara sepanjang hari ini adalah pemberian Tuhan Allah bagi saudara. Berkat Tuhan Allah buat saudara!

Mari, hidupkan firman Tuhan ini di dalam hidup kita bersama, sehingga kita akan melihat bahwa Tuhan Allah yang hidup itu sungguh-sungguh telah dan akan terus mencukupi keperluan kita.

Mari, kita tepat melakukan segala sesuatu yang menjadi bagian kita, karna Dia telah melakukan yang menjadi bagian-Nya di dalam hidup kita.

Berdoalah, bersyukurlah dan raihlah berkat-Nya di dalam hidup saudara!

Tuhan Yesus memberkati

dame tB

Thursday 9 July 2009

Kasih Allah

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Yohanes 3:16

Saudara terkasih di dalam Tuhan, apa kabarmu hari ini? Saya percaya bahwa saudara sedang menikmati sukacita yang dari Tuhan kita Yesus Kristus. Amin!

Saudara, saat ini saya ingin mengajak saudara untuk kembali merenungkan isi nas di atas, yang menceritakan kepada kita tentang kasih Tuhan Allah yang besar kepada kita. Kasih itu sangat besar dan tidak terbatas. Kasih-Nya yang besar itu tidak bisa dibatasi oleh apa pun, oleh siapa pun, bahkan oleh waktu yang terus maju. Kasih Tuhan Allah yang besar itu, tetap ada dan tetap berkuasa.

Saudaraku, apa sebenarnya kasih Tuhan Allah yang besar itu?
Inilah kasih-Nya. Tuhan Allah tidak bisa melihat manusia ciptaan-Nya, yang serupa dan se-gambar dengan-Nya, terhilang dan mengalami kematian kekal. Karena, pada waktu pertama sekali Dia menciptakan manusia, tujuannya adalah bukan untuk dibinasakan, tetapi untuk menjadi rekan sekerja-Nya di dalam dunia yang kekal.

Tetapi apa yang terjadi sesudahnya, manusia tidak bisa melanjutkan misi itu. Hanya sebentar saja manusia itu bisa bertahan mempertahankan posisinya di hadapan Tuhan Allah, selebihnya, manusia jatuh dan hidup di dalam dosa yang mematikan. Yang membuat manusia jauh dan semakin menjauh dari Tuhan Allah, penciptanya.

Akibat dosa, semua manusia akan binasa. Ini bukan rencana Tuhan Allah dalam penciptaan, tetapi rencana si Iblis. Iblis tidak mau manusia bergaul dengan Tuhan Allah. Iblis mau manusia juga ikut memberontak terhadap penciptanya.

Api yang kekal sudah menanti, dan itu adalah tempat bagi manusia dan Iblis sebagai akibat dari dosa. Tetapi, sekali lagi saya katakan, bahwa ini bukan rencana Tuhan Allah. Ini bukan kehendak Tuhan Allah. Karena itu, Dia dengan inisiatif-Nya sendiri berusaha menyatakan kasih-Nya yang besar itu kepada manusia.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Tuhan Allah menyatakan kasih-Nya yang besar itu melalui Yesus Kristus, Anak tunggal-Nya dengan jalan menjelma menjadi manusia dan hidup di antara manusia yang berdosa. Dia tidak lagi terlihat sebagai Tuhan yang berkuasa. Dia hidup di dalam tubuh manusia yang terbatas. Dia menyangkali diri-Nya sendiri sebagai yang sempurna dan yang kekal. Ingatlah, semuanya itu dilakukan oleh-Nya supaya Dia bisa menyatakan kasih Tuhan Allah yang besar itu kepada manusia yang berdosa.

Apa yang dialami oleh Yesus di dunia ini? Sebagai Anak Tunggal, yang mengemban tugas khusus dari Surga, Dia hidup dengan ketaatan yang sempurna. Dia menjalani semua garis hidup yang sudah dituliskan. Semuanya itu hanya untuk satu tujuan, yaitu untuk keselamatan kita, manusia yang berdosa.

Kasih yang besar, yang sudah dinyakatan sejak kelahiran-Nya terus dilanjutkan sampai hari terakhir-Nya di dunia ini. Kepahitan demi kepahitan, hinaan demi hinaan, itulah yang menjadi bunga-bunga dimasa-masa terakhirnya di bumi ini. Itu pun diterima-Nya dengan tujuan, yaitu untuk keselamatan kita, manusia yang berdosa.

Puncak daripada penderitaan-Nya adalah, Dia harus digantungkan di kayu salib. Di depan banyak orang. Di sana Dia dipermalukan, disiksa, dihina, bahkan harus mengeluarkan darah dari lubang tubuh-Nya, akibat paku yang menembus di tangan dan kaki-Nya. Itu pun diterima-Nya dengan tujuan, yaitu untuk keselamatan kita, manusia yang berdosa. Dia mati, bukan karena dosa-Nya. Tetapi Dia mati, karena dosa kita.

Dia telah menjadi tebusan yang sempurna. Dan kematian-Nya juga telah membuka jalan bagi kita untuk melihat kasih Tuhan Allah yang besar kepada kita, supaya kita bisa menikmati kembali hubungan yang indah dengan Tuhan Allah.

... supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Saudaraku, tahukah engkau, bahwa tugas Tuhan Allah telah selesai menyatakan kebesaran kasih-Nya. Melalui kasih yang besar itu, Dia juga telah menyatakan bahwa jalan keselamatan itu kini telah terbuka. Jalan itu terbuka bagi siapa pun, kapan dan di mana pun.

Jika bagian Tuhan Allah sudah selesai, sekarang bagian siapa? Inilah saatnya kita manusia yang berdosa ini melakukan bagiannya, yaitu -di dalam kasih karunia-Nya- kita menyadari semua dosa dan mengakui di hadapan-Nya, bahwa kita ini manusia berdosa. Kita perlu Yesus Kristus untuk menjadi jalan yang mendamaikan kita dengan Tuhan Allah.

Inilah saat-nya kita berkata: "Bapa di Surga, saat ini aku sungguh menyadari bahwa aku adalah manusia yang berdosa. Manusia yang memerlukan keselamatan. Di hadapan-Mu, aku mengakui semua dosa-dosaku. Dan mulai saat ini, aku mau disucikan, dikuduskan dalam darah Yesus Kristus yang telah tertumpah bagiku. Mulai saat ini, aku mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat di dalam hidupku sampai selama-lamanya. Aku mau mengabdikan diriku untuk-Mu, sebagai hamba-Mu yang memuliakan Engkau. Terima kasih ya Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus Juruslamatku aku berdoa, amin!

Saudaraku, jika saat ini engkau membaca tulisan saya ini, dan jika sampai saat ini, engkau belum pernah membuka hatimu untuk menerima kasih-Nya yang besar itu, saya sangat berharap dan berdoa untukmu, supaya engkau tidak lagi mengeraskan dan menutup hatimu, tetapi lembutkanlah hatimu, serta bukalah pintu hatimu untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamatmu. Karena engkau perlu Yesus Kristus!

Saudaraku, engkau perlu Yesus Kristus. Ingatlah, Dia datang ke dunia ini, untuk mencari saudara dan saya, setelah itu Dia berusaha menyatakan kasih yang besar dari Tuhan Allah kepada kita.

Saudaraku, saya juga mengingatkan, bahwa masih banyak lagi orang yang belum membuka hatinya untuk menerima kasih yang besar itu. tolong, berikanlah hatimu, berikanlah waktumu, berikanlah tenagamu, dan berikanlah pikiranmu untuk menyatakan kasih itu kepada mereka. Berdoalah untuk mereka, supaya mereka juga mendapatkan kesempatan seperti saudara, yaitu mendengar dan membuka hati untuk menerima keselamatan melalui Yesus Kristus, Sang juruslamat kekal.

Karena sudah saatnya kita menyatakan kasih yang kita miliki bukan dengan perkataan, tetapi dengan doa dan perbuatan di dalam kesaksian hidup kita sehari-hari.


Amin!

Friday 19 June 2009

Bahagia Sejati


"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."

Mazmur 1:1-2


Saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, adalah hari yang indah bila kita ditemui oleh Tuhan kita, pada saat kita sedang melakukan firman-Nya di dalam hidup ini. Dan saya memberitahukan kepada saudara akan satu hal di dalam hati saya, yaitu bahwa perkara ini jugalah yang menjadi kerinduan saya setiap saat, setiap kali saya berdoa di pagi hari kepada-Nya. Karena saya percaya, bahwa Tuhan akan bangga ketika mendapati setiap anak-anak-Nya sedang melakukan firman-Nya. Amin?

Saudaraku, untuk bisa mewujudkan kerinduan di atas, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan di dalam hidup kita, sepanjang hidup ini, yaitu:

Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan yang tidak duduk di dalam kumpulan pencemooh. Maksudnya adalah, kita harus belajar untuk menjalani hidup ini dengan benar, tidak bergabung dengan orang berdosa dan melakukan rencana-rencana mereka, tidak mencari kebenaran dari orang-orang fasik serta tidak duduk bersama orang-orang pencemooh. Karena di dalam diri mereka tidak akan pernah ada kebenaran Tuhan. Jalan-jalan yang mereka tempuh adalah jalan-jalan yang penuh dengan rancangan dosa; rancangan kejahatan kepada Tuhan dan kepada sesamanya, karena mereka hanya akan mementingkan diri sendiri. Mereka tidak akan penah menghadirkan Tuhan di dalam hidup mereka, tetapi hatinya akan semakin hari semakin menjauh dari Tuhan. Mulut mereka hanya akan penuh dengan segala hikmat manusia yang hanya ingin menyenangkan hatinya dan hati sesamanya, tetapi tidak pernah memperkatakan firman dan kebenaran-Nya.

Karena itu, kita harus mampu mengamati perjalanan hidup kita, jangan sampai kita menjadi bagian dari mereka. Kita harus menjauh dari mereka, bukan memusuhi, tetapi hanya tidak melibatkan diri dengan pikiran-pikiran dan gaya hidup mereka. Karena kita dipanggil Tuhan bukan untuk memusuhi mereka. Bahkan kita harus berdoa untuk mereka, supaya satu saat nanti, mereka mau membuka hati dan menerima Yesus Kristus menjadi juruslamat dan menjadikan firman-Nya sebagai sumber hidup.

Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Inilah hal kedua yang menjadi tugas kita. setelah kita menjauhi hidup orang yang tidak benar, maka kita harus belajar untuk berani mencari Tuhan dan firman-Nya sepanjang hidup ini. Karena hanya Tuhanlah yang bisa menolong kita untuk menjalani hidup ini dengan benar. Dan hanya firman-Nya sajalah yang akan menuntun kita untuk berjalan di dalam jalan kebenaran-Nya, sampai kita bertemu dengan-Nya kelak.

Karena itu, janganlah kita menjauhkan diri dari Tuhan. Sebagai hamba Tuhan, saya berpesan kepada saudara, "Seberat apapun pergumulan di dalam hidupmu, janganlah pernah lupakan Tuhan. Tetapi berdoalah, tetaplah arahkan pandanganmu kepada tuntunan-Nya dan percayalah, serta lihatlah ke depan dengan imanmu kepada-Nya, bahwa di depan saudara ada jalan kelepasan dari Tuhan kita."

Saudaraku, firman Tuhan sudah memberitahukan kepada kita bahwa: "Hari demi hari kehidupan di dunia ini akan semakin buruk, kejahatan akan semakin bertambah-tambah, dosa akan semakin berkuasa di dalam dunia." Hal ini dikatakan-Nya bukan untuk menghancurkan semangat kita, tetapi justru memberikan tanda yang jelas kepada kita, supaya kita disepanjang hidup ini, belajar untuk terus mencari Tuhan, hidup di dalam Tuhan, serta mengandalkan Tuhan di dalam segala kuat dan usaha kita. Karena Tuhan akan membuat hidup kita hari demi hari selalu baru: karena ada kekuatan baru dari-Nya, ada pengharapan baru, ada urapan baru serta ada berkat yang baru, karena kasih-Nya selalu baru tiap pagi bagi saudara dan saya yang selalu setia mencari Tuhan dan merenungkan firman-Nya!

Terpujilah Tuhan kita, yang telah memberikan firman-Nya yang sempurna untuk menjadi penuntun di dalam hidup ini sampai kita bertemu dengan-Nya kelak. Haleluya!

Akhir kata, sebagai hamba Tuhan saya berpesan kepada saudara: "tetaplah setia di dalam Dia, sampai bertemu di sorga kelak."



Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.

Jika saudara memiliki pergumulan atau pertanyaan seputar firman Tuhan, saudara boleh menanyakannya kepada saya. Saya akan mencoba menolong saudara untuk menemukan jawabannya. Saudara tinggal menuliskan serta mengirimkannya lewat email kepada saya.

Monday 15 June 2009

Garam dan Terang Dunia


"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang."

Matius 5:13

Salam sejahtera untuk semua saudara Kristenku yang terkasih di seluruh dunia. Saya percaya, kalau hari ini pasti lebih baik dari kemarin, karena berkat-Nya selalu baru tiap pagi. Amin!

Saudaraku yang mengasihi Kristus Yesus, hidup ini begitu indah di dalam Dia, karena Dia memberikan kesempatan kepada kita untuk membangun satu masa di mana kita bisa belajar untuk menjadi berkat bagi setiap orang yang Tuhan Allah percayakan untuk hidup berdampingan dengan kita.

Mengenai masa itu, kita tidak tahu berapa lama dan tidak satu pun dari kita yang bisa tahu akan saat-saat terakhirnya. Tetapi menurut saya, yang penting bukan lamanya (kuantitas), melainkan isinya (kualitas). Saya percaya, bagi Tuhan pun bukan lamanya yang penting, tetapi isinya, maknanya (kualitas) yang penting.

Saudaraku yang dikasihi Kristus Yesus. hari ini firman Tuhan menyapa kita dengan satu pesan penting, yaitu: saudara dan saya adalah garam dunia. Kalimat itu memberi pesan penting bagi kita, bahwa saudara dan saya adalah orang penting di dunia ini.

Kita menjadi penting bukan karena siapa kita, tetapi karena apa kita. Kita menjadi penting bukan karena pekerjaan/jabatan kita, bukan karena kita lahir dari keturunan siapa, bukan juga karena nama besar yang kita sandang. Melainkan karena apa yang sudah kita perbuat untuk diri kita sendiri, untuk keluarga, untuk orang lain/negara dan untuk Tuhan kita.

"Kamu adalah garam dunia". Saudaraku, saya ingin menegaskan, bahwa dunia perlu kita. Dunia ini, masyarakat disekitar kita sangat bergantung dengan kita. Pernyataan Tuhan Yesus tersebut memberitahukan kepada kita, bahwa dunia ini tidak akan lengkap tanpa kehadiran dan partisipasi kita.

Mari, kita semua sebagai wakil dan rekan sekerja Allah di dalam dunia ini, kita bangun dan menjawab panggilan Tuhan Allah tersebut untuk menjadi garam dunia.

Saudaraku yang terkasih, yang dipercayai oleh Tuhan Allah, apakah kita akan tinggal diam saja? Saya percaya, sudah barang tentu tidak. Karena mendiamkan panggilan Tuhan Allah adalah bukan mental dan karakter kita sebagai orang percaya.

Karena itu, mari kita bangkit dan memberi rasa yang menyenangkan di dunia ini, dengan mempertahankan rasa yang kita miliki, sampai Tuhan Yesus Kristus datang menjemput kita.

Saudaraku, kita adalah garam dunia!

Tuhan Yesus memberkati,

Haleluya, amin!

Ev. Dame T. Baringbing

Friday 12 June 2009

Iman


"Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Kristus."
Roma 10:17

Tetapi di dalam prakteknya, mengapa masih banyak orang yang kurang memperhatikan perkataan firman ini. banyak orang kristen lebih suka mendengar khotbah saja dari pada membaca firman Tuhan sendiri di rumah...

Apakah itu sebagai bukti bahwa banyak orang mulai kehilangan akan kecintaannya terhadap firman Tuhan? Atau juga sebagai bukti bahwa firman Tuhan itu sudah tidak cocok lagi di masa sekaran ini?

Sebagai orang percaya (hamba Tuhan) saya sangat percaya, bahwa iman itu masih diperlukan dalam menghadapi hidup ini. karena itu, firman Tuhan pun juga masih diperlukan dalam menumbuhkan iman. Dan satu-satunya bacaan yang bisa menumbuhkan iman hanyalah firman Tuhan. tidak ada lagi yang lain.

Karena itu, saya menghimbau kepada semua pembaca untuk mulai kembali membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ingatlah, bahwa "Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Kristus".

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita.


Ev. Dame T. Baringbing

Membangun Doa yang Benar

"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerimanya, supaya penuhlah sukacitamu"


Nas di atas sering kali menjadi ayat yang memberanikan banyak orang untuk meminta apa saja kepada Tuhan Allah di dalam doa. Tetapi sayangnya, banyak orang yang mulai jenuh berdoa tanpa berani mengevaluasi kehidupan doanya.

Banyak orang juga mulai berani berkata bahwa ternyata tidak semua yang diminta di dalam doa dikabulkan oleh Bapa di Sorga. Dan dari kesimpulan sepihak, banyak orang mulai tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Yesus Kristus tentang doa tersebut.

Sebetulnya, apa yang dikatakan oleh Yesus Kristus itu benar adanya. Tetapi, sebelum kita meminta sesuatu di dalam doa kepada Bapa di sorga, ada hal yang harus dilakukan, yaitu: Mengevaluasi kehidupan kita, sehingga kita bisa membangun doa yang benar. Karena hanya doa yang benarlah yang akan mendapatkan jawaban dari Tuhan Allah.

Pada waktu melakukan evaluasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Apa yang menjadi pokok doa saudara.
2. Di mana posisi kehidupan kerohanian saudara.
3. Seberapa besar iman di dalam doa-doa saudara.
4. Bagaimana sikap hidup saudara terhadap doa-doa yang saudara nyatakan.

Jika beberapa hal di atas diperhatikan terlebih dahulu, saya percaya, maka doa-doa yang anda nyatakan akan menjadi doa yang benar. Dan percayalah, bahwa anda akan melihat jawaban Tuhan Allah terhadap doa-doa anda.

Janji Tuhan Allah itu benar, bahkan Dia juga berjanji, jika kita sungguh-sungguh berdoa dan meminta kepada-Nya, maka Dia akan memberikan hal-hal yang lebih besar dari apa yang anda minta (Lih Yeremia 33:3).

Maju terus.

Tuhan Yesus memberkati

Ev. Dame T. Baringbing

Hidup dalam Ibadah yg Sejati


Nas : Roma 12:1-21
By : Ev. Dame T. Baringbing

Pada waktu seseorang berkata bahwa dirinya adalah orang Kristen, berarti ia menyatakan bahwa ia adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus. Sebagai pengikut, berarti sikap hidupnya harus selalu berusaha taat kepada setiap pengajaran Tuhan Yesus Kristus.

Satu kali waktu, di dalam rangkaian khotbah-Nya di bukit, Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak untuk memiliki hidup yang sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna (Matius 5:48). Memang semua pengajaran Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mencapai apa yang dikatan-Nya, tetapi terkadang ada orang yang sulit memahami bahkan melakukannya.

Di waktu yang berbeda, Rasul Paulus mengajarkan kepada orang percaya di Roma yang telah menikmati kasih karunia/kemurahan Allah di dalam Yesus Kristus, untuk hidup dalam ibadah yang sejati.

Apa hubungannya? Saya percaya dan melihat bahwa ide yang ingin disampaikan oleh Rasul Paulus ini-meskipun disampaikan dalam bahasa yang berbeda- bukanlah ide yang berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus sendiri, apalagi jika kita mengingat bahwa Rasul Paulus adalah hamba Tuhan. Karena itu, hal tersebut tidak perlu diragukan lagi.
Dalam tulisannya pada pasal 12 ini, Rasul Paulus memaparkan bagaimana orang percaya dapat memiliki dan hidup dalam ibadah yang sejati, yang berkenan kepada Allah-inilah yang sempurna!

Apakah ibadah yang sejati itu? Ans: Ibadah yang sejati adalah, rangkaian hidup/aktivitas yang diisi dengan datangnya seseorang kepada Allah-yang diawali dengan pertobatan/lahir baru- untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang “hidup”, yang “kudus”, dan “berkenan kepada Allah” (Roma 12:1).

Pertanyaan penuntun:
Bagaimana supaya seseorang dapat hidup dalam Ibadah yang sejati?
Ans:
Supaya seseorang dapat memiliki dan hidup dalam Ibadah yang sejati adalah dengan cara:
1. Mengalami perubahan dalam pembaharuan budi (ay 2).
2. Memikirkan hal-hal yang patut untuk dipikirkan (ay 3).
3. Mengasihi (agape-kasih yang tanpa syarat) dengan sungguh-sungguh! Menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik (ay 9).
4. Memelihara kerajinan/kesetiaan roh dalam melayani Tuhan (ay 11).
5. Bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, bertekun dalam doa (ay 12).

Kita dicipta untuk-Nya


"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus, untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."
Efesus 2:10



Nas ini sangat sederhana, tetapi jelas dan tidak perlu lagi ditafsirkan. Tetapi terkadang, dalam praktik kehidupan kristen, banyak orang berkata: masih harus mencari kehendak Tuhan. Saya sangat sering sekali mendengar pernyataan seperti ini!

Nas tersebut, menceritakan kepada setiap pembaca, bahwa kehendak-Nya di dalam hidup manusia sudah ada sejak hari pertama, bahkan sebelum ada hari-hari di bumi ini. Meski pun manusia diciptakan pada hari yang terakhir, tetapi saya percaya, bahwa ide tentang membentuk manusia, bukanlah ide yang hanya sembarang ide, tetapi ide tentang keberadaan manusia di antara semua ciptaan-Nya, adalah ide yang pertama dan utama. Semuanya sudah jelas dan lengkap.

Tuhan Allah sudah mempersiapkan dengan sangat sempurna akan keberadaan serta kegiatan manusia. Kemudian pada ayat tersebut juga dituliskan akan isi hati dari pada Tuhan Allah untuk manusia, saudara dan saya: supaya kita hidup di dalamnya.

Nas tersebut juga memberikan pemahaman yang lain kepada kita, bahwa tugas yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia itu bukanlah tugas yang hanya menikmati segala kebaikan yang diberikan oleh orang lain, tetapi lebih dari pada itu, yaitu: melakukan pekerjaan baik. Artinya: melayani. Memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang dipercayakan Tuhan Allah untuk ada di sekitar kita.

Jika kita mau belajar beranjak dari nas tersebut, sudah sepantasnya sebagai orang Kristen harus selalu berpikir akan orang lain di dalam segala hidupnya. Karena segala sesuatu yang dilakukan akan dinilai oleh orang lain dan biarlah setiap orang menilai kita dengan nilai yang positif, karena kita dicipta untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, sebelum penciptaan itu ada.

Saudaraku, sebagai hamba Tuhan, saya mengajak saudara-saudari semua, untuk berjalan di dalam rencana-rencana-Nya, karena Ia mau kita hidup di dalamnya.


Tuhan Yesus memberkati!
Dame T. Baringbing