Friday 29 January 2010

Belajar dari Pengkhotbah


Penghkotbah berkata: "Segala sesuatu ada waktunya...."

Salam sejahtera untuk semua saudaraku yang sedang membaca tulisan ini. Saya percaya, bahwa saudara semua sedang mengalami satu pencerahan demi pencerahan dalam menapaki masa demi masa yang sedang menghantarkan saudara menuju keyajaan.

Saudara, melalui materi ini, saya ingin mengajak saudara semua untuk memikirkan tentang betapa berharganya hidup ini.

Sang Pencipta sudah memberikan kepada hidup yang sungguh berharga kepada kita, dan di dalam anugrah-Nya juga, kita telah diberi keleluasaan untuk menikmati hidup dengan bebas. Kita diberi keleluasaan untuk menggunakan atau mengisinya dengan apa saja sesuai dengan keinginan kita. Hampir bisa dikatakan, bahwa hidup itu adalah milik saudara.

Tapi tahukah saudara? Bahwa hidup itu ada batasnya? Memang, waktu yang menjadi ruang/tempat kita hidup itu tidak pernah berhenti, waktu itu tidak pernah akan meninggalkan kita, tetapi kitalah yang akan berhenti. Kitalah yang akan meninggalkan waktu itu. Hidup kita ini tidak kekal. Dan tidak ada satu orang pun di dunia ini yang memiliki hidup kekal, semuanya akan berakhir. Dan yang menjadi menarik dalam hal ini adalah, kita tidak tahu, kapan hidup kita diambil dari waktu itu. Karena kita tidak diberitahu tentang saat-saat itu.

Karena itu saudaraku, marilah kita mencoba untuk mempelajari apa arti hidup ini. Marilah kita mempelajari tentang bagaimana cara hidup yang benar. Marilah kita mempelajari tentang tujuan hidup yang diberikan Sang Kuasa kepada kita. Saya percaya, kita membuka mata dan hati kita untuk mempelajari semuanya itu, maka kita tidak akan tersandung dengan kerikil-kerikil yang ada di jalan hidup kita. Sebaliknya, kita akan menjadi orang-orang yang bijak yang bisa dan tahu bagaimana menghargai waktu yang diberikan Sang Kuasa kepada kita.

Hidup ini berharga dan sangat berharga! Hidup ini mahal dan sangat mahal. Itu sebabnya mengapa hidup ini tidak bisa dibeli dengan uang. Meski pun di dalam hidup ini saudara sibuk mencari uang, tetapi uang yang saudara dapatkan tidak bisa sama sekali membeli hidup saudara atau pun hidup orang lain.

Meski pun di dalam hidup ini banyak uang, emas, perak, permata, bahkan berlian, tetapi pahamilah, bahwa hidup itu lebih berharga dari uang, emas, perah, bahkan berlian.

Hidup yang berharga itu bukan karena apa yang kita punya, bukan karena apa yang kita lepas, tetapi karena apa yang sudah kita lakukan untuk membangun diri kita sendiri dan orang lain.

Hidup kita bukan milik kita, tetapi milik Sang Kuasa, itu sebabnya Dia juga berkuasa mengambilnya dari kita. Tugas kita saat ini hanyalah menikmatinya dan mengisinya. Karena itu, nikmatilah hidup ini dengan bijak, sehingga kenikmatan-kenikmatan yang saudara nikmati tidak sampai memikat hati saudara dan membutakan saudara untuk mengisi hidup ini dengan benar. Kemudian isilah hidup ini juga dengan benar, karena hanya hidup yang benarlah yang memberikan nilai yang tinggi dalam hidup saudara.

Buku Agung berkata: "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan."

Saudaraku, untuk membuat hidup ini menjadi berharga, kita perlu pengetahuan yang tinggi dan sempurna. Kita perlu hikmat yang luar biasa. Semuanya itu hanya bisa didapatkan jika kita belajar untuk mengenal dan takut akan TUHAN Sang pemilik hidup.

Marilah, kita berjuang untuk mendapatkan pengetahuan serta hikmat yang sempurna itu. Niscaya itu semua akan menuntun kita untuk mendapatkan hidup yang bernilai!

Salam!
Dame tB.

Wednesday 27 January 2010

Belajar Dari Ezra


"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel."

Syalom saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Saya sangat bersyukur sekali, jika tulisan-tulisan saya dalam blog ini bisa memberkati saudara-saudari secara pribadi. Karena itu, saya akan berusaha untuk tetap setia menuliskan pengajaran-pengajaran yang bersumber dari firman Tuhan kepada saudara-saudari semua.

Terpujilah Tuhan kita, amin!

Saat saya akan mencoba mengajak saudara-saudari untuk memahami dengan benar, tetang bagaimana seharusnya sikap kita terhadap firman Tuhan yang dipercayakan kepada kita semua.

Banyak orang berani berkata kepada saya; "kalau mereka mempunyai kerinduan untuk melayani Tuhan..." Terus terang, bagi saya pribadi, kerinduan seperti itu sangatlah baik, dan saya sudah pasti akan mendukung orang yang memiliki kerinduan sperti itu.

Tetapi setelah memahami situasinya, saya mulai menyayangkan keberadaan sebagian dari mereka. Mengapa? Karena, ternyata ada orang-orang yang merasa tidak memerlukan pemahaman yang benar akan firman Tuhan dalam melayani Tuhan. Ikut kegiatan di gereja...bahkan aktif luar biasa....seakan-akan dialah pendetanya. Tetapi jika diminta untuk meluangkan waktu untuk membaca firman, terlalu banyak alasannya untuk menolak. inilah...itulah....segala macam alasan. Malahan..bagi sebagian orang, cukup mendengar pengajaran dari pendeta yang berkhotbah di kebaktian Minggu...

Terus terang, bagi saya sebagai seorang Hamba Tuhan, sangat menyayangkan keputusan mereka itu.

Saya tidak tahu, apakah mereka lupa, atau tidak tahu, atau sengaja mau tidak mau tahu tentang peranan firman Tuhan di dalam hidupnya.

Tetapi yang pasti, banyak orang tidak mau membaca firman Tuhan, karena mereka tidak mau dikoreksi oleh Tuhan. Banyak orang rindu melayani Tuhan, tetapi juga tetap ingin menggunakan pakaian manusia lama (hidup yang gemar dan cinta terhadap dosa).

Bagaimana denganmu saudara-saudariku? Apa sikap dan keputusanmu terhadap situasi tersebut?

Dari ilustrasi itu, saya mau mengajak saudara untuk memahami keputusan Ezra sebagai responnya terhadap firman Tuhan.

Di dalam tekadnya, Ezra memutuskan akan melakukan tiga perkara di dalam hidupnya, sebagai sikapnya terhadap kebaikan Tuhan.

1. Meneliti Taurat TUHAN
Di sini jelas dikatakan, bahwa dia akan melakukan penelitian terhadap Taurat TUHAN. Saudara, melakukan satu penelitian bukanlah proses yang mudah, sederhana, dan singkat. Tetapi memerlukan waktu, tenaga, ketekukan, kesetiaan sampai mendapatkan keberhasilan. Paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: MEMBACA dan MEMPELAJARInya.

Membaca artinya di sini adalah: Memasukkan berbagai informasi baru yang berkenaan dengan firman Tuhan ke dalam otak/pikiran. Hal ini sangat penting untuk dilakukan. Bahkan saya berani berkata bahwa, membaca adalah tindakan dasar dari belajar. Jika seseorang tidak mau membaca, maka dia tidak akan pernah bisa belajar. dan hal ini berlaku untuk segala hal di dalam hidup ini. Jadi, saya sangat percaya, bahwa Ezra akan melakukan hal ini sebagai tindakan pertamanya.

Mempelajari artinya di sini adalah: Mengolah/memikirkan/merenungkan semua informasi baru yang telah diterimanya dari membaca firman Tuhan. Dan sudah barang tentu, Ezra akan melakukan hal ini sampai dia mendapatkan makna yang benar dari Taurat TUHAN tersebut.

Satu hal yang kita harus ingat, bahwa mempelajari firman Tuhan, berbeda dengan mempelajari materi/pelajaran lainnya. Jika mempelajari pelajaran/materi lainnya, saudara-saudari cukup mengikuti rumusnya, sampai menemukan jawabannya. Tapi, jika mempelajari firman Tuhan, kita tidak boleh lepas dari peranan ROH KUDUS. ROH KUDUS adalah sumber pencerahan bagi kita yang rindu melakukan penelitian tentang firman Tuhan.

Meski pun pada waktu itu belum dituliskan tentang ROH KUDUS, tetapi saya percaya ROH KUDUS bekerja menolong Ezra untuk memahami KEBENARAN firman-Nya melalui Taurat-Nya.

2. Melakukan Taurat TUHAN di dalam hidupnya
Ezra hidup di antara orang ISrael. Kita semua tahu, bahwa Israel juga dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk atau bangsa yang bebal. Bangsa yang tidak bisa setia terhadap Tuhan yang telah memelihara hidup mereka.

Ezra sangat memahami hal itu. Selain karena alasan pribadinya (kecintaannya terhadap TUHAN), kehidupan bangsa Israel juga menjadi salah satu alasan baginya untuk melakukan firman Tuhan tersebut. Tujuannya adalah untuk menjaga kemurnian hidupnya sebagai hamba Tuhan dan juga untuk menjadi teladan yang benar bagi bangsa Israel. Sehingga orang Israel mengerti bagaimaca cara yang benar untuk hidup sebagi umat Tuhan.

Selain itu juga, menurut pemahaman saya, melalukan firman Tuhan juga adalah cara yang benar untuk melatih hidup di dalam iman yang benar. Camkanlah ini: "Kita tidak akan pernah bersyukur dengan benar, jika kita tidak melakukan firman Tuhan dengan benar. Kita tidak akan melihat Tuhan dengan benar, jika kita tidak melakukan firman dengan benar. Kita tidak akan bertumbuh dengan benar, jika kita tidak melakukan firman dengan benar." Karena itu, setiap orang yang berani mengaku percaya kepada-Nya, haruslah juga berani melakukan firman-Nya di dalam hidupnya sehari-hari.

3. Mengajarkan Taurat TUHAN kepada bangsanya
Ezra tahu, bahwa Taurat yang Tuhan berikan bagi bangsa Israel, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk bangsanya juga. Karena itu, Ezra, di dalam kasihnya kepada Tuhan dan bangsanya, mengambil keputusan untuk mengajarkan semua kebenaran Taurat TUHAN kepada Israel.

Dengan mengajarkan Taurat TUHAN, bangsa Israel akan bisa dibangun kembali untuk bangkit dan memuliakan Tuhan.

Demikian juga dengan setiap kita, yang mengaku percaya dan mengasihi-Nya. Selain kita dipanggil untuk mempelajari dan melakukannya di dalam hidup sehari-hari, kita juga dipanggil olehnya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Untuk menjadi pelita bagi orang lain, sehingga orang lain pun bisa melihat kebenaran dan hidup di dalam kebenaran.

Saudara-saudariku, tekad Ezra ini sangat sempurna untuk diteladani oleh setiap kita yang mengaku percaya kepada-Nya.

Percayalah, bahwa jika anda mau melakukan hal tersebut, anda tidak akan pernah menemukan kesia-siaan di dalamnya. Tetapi anda akan menemukan kebenaran demi kebenaran yang akan membawa hidup anda ke dalam kebenaran-Nya.

Jika saudara sebagai suami (kepala keluarga) merindukan Istri dan anak-anak anda hidup benar di dalam Dia, maka pelajarilah firman-Nya, lakukanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu. Maka engkau akan melihat kebenaran Tuhan nyata di dalam keluargamu.

Jika saudari sebagai istri (ibu rumah tangga) merindukan suami dan anak-anak anda hidup benar di dalam Dia, maka pelajarilah firman-Nya, lakukanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu. Maka engkau akan melihat kebenaran Tuhan nyata di dalam keluargamu.

Jika saudara-saudari sebagai anak merindukan orangtuamu hidup benar di dalam Dia, maka, pelajarilah firman-Nya, lakukanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu. Maka engkau akan melihat kebenaran Tuhan nyata di dalam keluargamu.

Tuhan Yesus memberkati.