Monday 15 June 2009

Garam dan Terang Dunia


"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang."

Matius 5:13

Salam sejahtera untuk semua saudara Kristenku yang terkasih di seluruh dunia. Saya percaya, kalau hari ini pasti lebih baik dari kemarin, karena berkat-Nya selalu baru tiap pagi. Amin!

Saudaraku yang mengasihi Kristus Yesus, hidup ini begitu indah di dalam Dia, karena Dia memberikan kesempatan kepada kita untuk membangun satu masa di mana kita bisa belajar untuk menjadi berkat bagi setiap orang yang Tuhan Allah percayakan untuk hidup berdampingan dengan kita.

Mengenai masa itu, kita tidak tahu berapa lama dan tidak satu pun dari kita yang bisa tahu akan saat-saat terakhirnya. Tetapi menurut saya, yang penting bukan lamanya (kuantitas), melainkan isinya (kualitas). Saya percaya, bagi Tuhan pun bukan lamanya yang penting, tetapi isinya, maknanya (kualitas) yang penting.

Saudaraku yang dikasihi Kristus Yesus. hari ini firman Tuhan menyapa kita dengan satu pesan penting, yaitu: saudara dan saya adalah garam dunia. Kalimat itu memberi pesan penting bagi kita, bahwa saudara dan saya adalah orang penting di dunia ini.

Kita menjadi penting bukan karena siapa kita, tetapi karena apa kita. Kita menjadi penting bukan karena pekerjaan/jabatan kita, bukan karena kita lahir dari keturunan siapa, bukan juga karena nama besar yang kita sandang. Melainkan karena apa yang sudah kita perbuat untuk diri kita sendiri, untuk keluarga, untuk orang lain/negara dan untuk Tuhan kita.

"Kamu adalah garam dunia". Saudaraku, saya ingin menegaskan, bahwa dunia perlu kita. Dunia ini, masyarakat disekitar kita sangat bergantung dengan kita. Pernyataan Tuhan Yesus tersebut memberitahukan kepada kita, bahwa dunia ini tidak akan lengkap tanpa kehadiran dan partisipasi kita.

Mari, kita semua sebagai wakil dan rekan sekerja Allah di dalam dunia ini, kita bangun dan menjawab panggilan Tuhan Allah tersebut untuk menjadi garam dunia.

Saudaraku yang terkasih, yang dipercayai oleh Tuhan Allah, apakah kita akan tinggal diam saja? Saya percaya, sudah barang tentu tidak. Karena mendiamkan panggilan Tuhan Allah adalah bukan mental dan karakter kita sebagai orang percaya.

Karena itu, mari kita bangkit dan memberi rasa yang menyenangkan di dunia ini, dengan mempertahankan rasa yang kita miliki, sampai Tuhan Yesus Kristus datang menjemput kita.

Saudaraku, kita adalah garam dunia!

Tuhan Yesus memberkati,

Haleluya, amin!

Ev. Dame T. Baringbing

No comments:

Post a Comment