Friday 12 June 2009

Hidup dalam Ibadah yg Sejati


Nas : Roma 12:1-21
By : Ev. Dame T. Baringbing

Pada waktu seseorang berkata bahwa dirinya adalah orang Kristen, berarti ia menyatakan bahwa ia adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus. Sebagai pengikut, berarti sikap hidupnya harus selalu berusaha taat kepada setiap pengajaran Tuhan Yesus Kristus.

Satu kali waktu, di dalam rangkaian khotbah-Nya di bukit, Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak untuk memiliki hidup yang sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna (Matius 5:48). Memang semua pengajaran Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mencapai apa yang dikatan-Nya, tetapi terkadang ada orang yang sulit memahami bahkan melakukannya.

Di waktu yang berbeda, Rasul Paulus mengajarkan kepada orang percaya di Roma yang telah menikmati kasih karunia/kemurahan Allah di dalam Yesus Kristus, untuk hidup dalam ibadah yang sejati.

Apa hubungannya? Saya percaya dan melihat bahwa ide yang ingin disampaikan oleh Rasul Paulus ini-meskipun disampaikan dalam bahasa yang berbeda- bukanlah ide yang berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus sendiri, apalagi jika kita mengingat bahwa Rasul Paulus adalah hamba Tuhan. Karena itu, hal tersebut tidak perlu diragukan lagi.
Dalam tulisannya pada pasal 12 ini, Rasul Paulus memaparkan bagaimana orang percaya dapat memiliki dan hidup dalam ibadah yang sejati, yang berkenan kepada Allah-inilah yang sempurna!

Apakah ibadah yang sejati itu? Ans: Ibadah yang sejati adalah, rangkaian hidup/aktivitas yang diisi dengan datangnya seseorang kepada Allah-yang diawali dengan pertobatan/lahir baru- untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang “hidup”, yang “kudus”, dan “berkenan kepada Allah” (Roma 12:1).

Pertanyaan penuntun:
Bagaimana supaya seseorang dapat hidup dalam Ibadah yang sejati?
Ans:
Supaya seseorang dapat memiliki dan hidup dalam Ibadah yang sejati adalah dengan cara:
1. Mengalami perubahan dalam pembaharuan budi (ay 2).
2. Memikirkan hal-hal yang patut untuk dipikirkan (ay 3).
3. Mengasihi (agape-kasih yang tanpa syarat) dengan sungguh-sungguh! Menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik (ay 9).
4. Memelihara kerajinan/kesetiaan roh dalam melayani Tuhan (ay 11).
5. Bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, bertekun dalam doa (ay 12).

No comments:

Post a Comment